Ekonomi

Warung Tekan Inflasi Kota Malang Diperpanjang hingga Idul Fitri

Rabu, 27 Desember 2023 - 13:57 | 34.94k
Pj Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat saat memantau warung tekan inflasi di Pasar Besar. (Foto: Rizky Kurniawan Pratama/TIMES Indonesia)
Pj Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat saat memantau warung tekan inflasi di Pasar Besar. (Foto: Rizky Kurniawan Pratama/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Pj Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat kembali meninjau Warung Tekan Inflasi Mbois Ilakes yang baru diresmikan beberapa waktu lalu. Warung tersebut terletak di tiga pasar, yakni Pasar Dinoyo, Pasar Blimbing, dan Pasar Besar Kota Malang.

Wahyu meninjau di Pasar Besar Kota Malang, Rabu (27/12/2023) untuk melihat langsung  warung tersebut beroperasi.

Advertisement

Wahyu juga menyempatkan diri bertemu beberapa pedagang dan pembeli untuk dimintai komentar terkait adanya warung tekan inflasi tersebut.

"Alhamdulilah dengan warung ini memang bisa mengintervensi terkait dengan ketidakstabilan harga, apalagi saat Nataru ini," ujar Wahyu, Rabu (27/12/2023).

Warung tersebut difungsikan untuk menekan harga bahan pokok yang kini tengah melonjak tinggi. Warung tersebut berpengaruh besar terhadap pedagang dan pembeli untuk bisa menekan inflasi.

Melihat dampak tersebut, Wahyu berencana akan memperpanjang masa operasi warung tekan inflasi tersebut.

Rencananya, Wahyu akan memperpanjang Warung Tekan Inflasi Mbois Ilakes tersebut hingga bulan Maret 2024 atau hingga Hari Raya Idul Fitri.

"Kita buat warung ini pengaruhnya jelas. Jadi ini berkelanjutan sampai lebaran. Supaya harga bahan pokok yang dinikmati masyarakat tetap terkendali," ungkapnya.

Alasannya, Wahyu menyebut Hari Raya Idul Fitri sebentar lagi dan tentunya pada hari hari besar, kenaikan harga bahan pokok pasti akan terjadi.

Maka, Wahyu memutuskan untuk memperpanjang masa operasi Warung Tekan Inflasi Mbois Ilakes ini.

"Saya minta pak Kadis (Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan) untuk terus, biar menekan inflasinya sampai bulan Maret (Idul Fitri)," tegasnya.

Diketahui, adanya Warung Tekan Inflasi Mbois Ilakes saat ini menggunakan anggaran Belanja Tak Terduga (BTT) sebesar Rp2 miliar.

Nantinya di tahun 2024, Wahyu juga akan memastikan pengadaan bahan pokok di warung tersebut disuplai kembali menggunakan anggaran BTT TA 2024.

"Kita ambilkan BTT. 2024 kita ambilkan lagi," imbuhnya.

Dari pantauannya, seluruh bahan pokok yang dijual di Warung Tekan Inflasi tersebut selalu terjual habis. Bagaimana tidak, harga yang dipatok di warung tersebut jauh dibawah harga saat ini atau sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET).

"Tetap kita atur (pembelian dibatasi). Kayak pedagang mau beli, saat dijual lagi maksimal ditambah Rp2.500. Untuk perorangan bisa langsung dinikmati," jelasnya.

Sementara, Kepala Diskopindag Kota Malang, Eko Sri Yuliadi menyebut bahwa kontribusi warung tekan inflasi ini sangat pengaruh terhadap harga bahan pokok.

Ia membeberkan, bahan pokok yang disiapkan cukup banyak. Mulai beras, bawang, cabai hingga minyak.

"Pasokan seperti beras, kita ambil di Bulog. Kita jual sesuai HET. Cabai kita ambil langsung dari petani atau pengepul di Banyuwangi dan Bali," tuturnya.

Untuk harga jual, Eko mencontohkan, seperti halnya cabai yang biasanya sekarang dijual Rp80 ribu per kg, di warung tekan inflasi ini dijual seharga Rp55 ribu per kg.

"Intinya kami jual harga kulakan. Kami turunkan beberapa persen di bawah harga pasar," tandasnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES