Angkat Jajanan Jadul, Djintoel Berbahan Dasar Singkong Asal Tegal Mampu Tembus Qatar

TIMESINDONESIA, TEGAL – Djintoel, sejenis makanan tradisional khas Kabupaten Tegal merupakan kudapan jadul berbahan dasar singkong. Makanan yang kerap dibuat sebagai cemilan rumahan ini ternyata mampu menembus pasar luar negeri, khususnya Qatar.
Cemilan buatan Akhdan Taufiq (30) warga Desa Balapulang Wetan Kecamatan Balapulang Tegal ini juga mampu masuk ke 95 outlet di Kabupaten dan Kota Tegal termasuk di pusat perbelanjaan dan Bandara Ahmad Yani Semarang.
Advertisement
Kepada TIMES Indonesia, di kediamannya Akhdan Taufiq didampingi sang istri Amalia dan anak perempuannya menceritakan bila usahanya dimulai saat wabah Covid-19 mendera kala itu.
"Saat itu Covid-19 proyek yang sedang kami kerjakan terpaksa berhenti dan berujung tutup, sementara saya tetap harus memiliki penghasilan untuk menafkahi anak dan istri. Jadi apapun kerjanya ya kami lakukan, yang penting ada pemasukan kala itu di masa Covid," terang Akhdan, Rabu (24/1/2024).
Singkat cerita, Akhdan mengaku inspirasi ini muncul saat dirinya pulang ke kampung halaman. karena tak lagi memiliki pekerjaan di Jakarta dan memilih untuk berkumpul dengan kedua orang tuanya di Desa Balapulang Wetan Kabupaten Tegal.
Menariknya, saat berada di Desa Balapulang Wetan Kabupaten Tegal, Ia kerap melihat pedagang jajanan tradisional Djintoel. Ia pun berpikir untuk mengolah Djintoel lebih ke segmen nasional sekaligus mengenalkan potensi daerah tempat kelahirannya.
Bermodalkan awal hanya Rp500 ribu, ia pun mulai membeli Djintoel di Pasar Balapulang yang tak jauh dari kediamannya. Akhdan lalu mengiris Djintoel tipis-tipis lalu digoreng dengan bumbu yang telah diraciknya dan kemudian dikemas untuk kembali dijual.
Melihat respons masyarakat terhadap hasil produk Djintoel olahannya semakin baik, ia pun mulai menjalin link dengan Dinas Pemerintahan Kabupaten Tegal hingga seluruh relasi saat dirinya masih aktif bekerja.
Alhasil dari kerja kerasnya, Akhdan berhasil meraih mimpinya menjadikan Djintoel tak lagi jadul tapi justru menjadi jajanan berkelas rasa kekinian.
Kini dirinya telah memiliki pelanggan 95 outlet yang tersebar di Indomaret se-Kabupaten/Kota Tegal, pusat perbelanjaan modern Yogya Mall di Karisidenan Pekalongan hingga tembus pangsa pasar luar negeri yakni Qatar.
"Saat ini untuk satu kali produksi bisa mencapai 1000-3000 pcs dan semua bahan terbuat dari bahan dasar singkong pilihan dengan 8 Varian rasa kekinian," jelas Akhdan.
Selain itu dirinya menyampaikan bahwa usaha ini sekaligus memperkenalkan potensi daerah, termasuk membantu pelaku UMKM, khususnya wilayah Desa Balapulang Wetan.
Akhdan mengaku meski tak mampu berbagi secara materil, namun dengan pengetahuan dan jaringan link, dapat memberikan manfaat pelaku UMKM di Desa Balapulang Wetan agar lebih berkembang.
"Kami kerap diskusi maupun kumpul santai bersama pelaku UMKM di desa membahas perkembangan dan mencari solusi terkait kendala yang muncul," tegasnya.
Kini Akhdan mampu meraup omset jutaan rupiah dan saat ini telah memiliki 10 karyawan. "Untuk karyawan kami bagi, yakni 4 orang terdiri dari pembuat Djintoel dan petani singkong di Tuwel dan 6 Orang untuk divisi marketing dan produksi" jelas Akhdan.
Kerennya lantaran Djintoel olahan Akhdan nama Desa Balapulang Wetan Kabupaten Tegal pun terangkat ke tingkat Nasional. Pasalnya produk Djintoel dengan 8 varian menjadi jajanan paling favorit dan digemari sebagai cemilan sehat tanpa pengawet. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ronny Wicaksono |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |