Ini Langkah Pemkab Bondowoso Jaga Harga Daging Ayam Tetap Stabil

TIMESINDONESIA, BONDOWOSO – Menjelang Ramadan 1445 Hijriah, sejumlah komoditas di sejumlah daerah termasuk Kabupaten Bondowoso mengalami kenaikan harga. Salah satunya adalah daging ayam.
Meskipun kenaikan daging ayam ini terbilang tidak signifikan. Berdasarkan pengakuan pemebeli di Pasar Induk Bondowoso, Ira, harga daging ayam ras sekitar Rp 32 ribu per kilogram.
Advertisement
“Masih terbilang wajar sih, meskipun naik dibandingkan beberapa waktu lalu,” kata pedagang lalapan tersebut.
Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diksoperindag) Bondowoso, Sigit Purnomo menjelaskan, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) menggelar rakor Senin 26 Februari kemarin.
Rakor yang dipimpin Pj Sekda Bondowoso itu kata dia, juga membahas IPH (Indeks Perkembangan Harga) yang cenderung naik dan disebabkan sejumlah komoditi yaitu beras, cabai merah dan daging ayam.
Menurutnya, TPID Kabupaten Bondowoso dipimpin Pj Sekda melaksanakan koordinasi dengan Manager Plant PT Charoen Pokphand Indonesia di Kecamatan Klabang.
“Untuk melakukan langkah-langkah stabilisasi dan ketersediaan pasokan daging ayam menjelang Ramadhan dan hari Raya Idul Fitri,” kata dia.
Dikonfirmasi terpisah, Pj Sekda Bondowoso Haeriyah Yuliati menjelaskan, usai rapat dengan pusat kemudian dilanjutkan rapat internal di TPID.
Salah satunya yakni mengevaluasi IPH. Terlebih ada beberapa bahan pokok dan penting mengalami kenaikan harga. Misalnya beras, cabai, cabai merah besar, dan daging ayam ras.
Menurutnya, TPID yang merupakan bagian dari satgas pangan sharing dengan rumah potong hewan unggas PT Charoen Pokphand tentang harga daging ayam.
Hasil rapat koordinasi tersebut kata Haeriyah, didapati ternyata serapan di PT Charoen Pokphand baru 50 persen dari stok sebab produksi belum maksimal.
Sebenarnya kata dia, mitra perusahaan tersebut lumayan dan penghasil ayam ras di Bondowoso cukup banyak.
TPID kemudian menawarkan agar Pokphand membantu untuk stabilisasi harga. Jika memang ayam melimpah di sana, bisa dijual untuk memenuhi masyarakat secara umum.
“Pokphand belum bisa menjawab karena belum memiliki kewenangan ke sana,” jelas dia.
Pj Sekda tidak memungkiri bahwa daging ayam mulai naik. Bahkan kata dia, Satgas pangan sudah melakukan sidak ke pasar.
Naiknya harga daging ayam itu disebabkan karena naiknya harga pakan terutama komoditi jagung naik.
“Itu kan mata rantai. Jika pakan naik, cost produksi naik dan daging pun ikut naik,” terang dia.
Sementara untuk kenaikan harga cabai, bawang merah dan telur. Pihaknya meminta Diskoprindag melakukan pemetaan penyebabnya dan bekerja sama dengan daerah penghasil.
“Kalau cabai itu Kabupaten Banyuwangi, bawang di Probolinggo, dan telur Blitar,” terang dia. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |