OJK: Masih Sedikit Pelaku Usaha di Malang Jual Saham ke Pasar Modal

TIMESINDONESIA, MALANG – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan, masih sedikit pelaku usaha di Malang yang mau menjual saham ke pasar modal. Kepala Departemen Pengaturan dan Pengembangan Pasar Modal OJK, Antonius Hari P. M menerangkan, berdasarkan data BPS tahun 2023, jumlah penduduk kota dan kabupaten Malang mencapai 3,5 juta penduduk, dengan tingkat rata-rata partisipasi angkatan kerja sebanyak 2,43 juta atau 69,12% dari total jumlah penduduk.
Demografi penduduk kota dan kabupaten Malang ini berkontribusi pada total Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang mencapai lebih dari Rp 202 triliun. Di mana pelaku usaha sektor swasta khususnya UMKM mencapai lebih 119 ribu UMKM.
Advertisement
"Namun demikian, berdasarkan catatan OJK per 23 Februari 2024, jumlah pelaku usaha di Malang yang melakukan penggalangan dana di Pasar Modal melalui IPO (Initial Public Offering) baru sebanyak 4 Emiten dan baru 4 UKM yang menerbitkan Securities Crowdfunding (SCF)," ucapnya.
Alasan masih minimnya pelaku usaha yang membuka saham ke pasar modal ini, menurutnya adalah akibat dari kurangnya literasi terkait pasar modal. Banyak pelaku usaha yang belum tahu potensi besar yang bisa mereka dapatkan ketika membuka saham mereka ke pasar luas.
"Pasar modal ini dunia yang luas. Ada peluang besar disana yang bisa dimanfaatkan oleh para pelaku usaha dan investor untuk mengembangkan usaha dan meraup keuntungan," kata dia.
Anton melanjutkan, minimnya jumlah pelaku usaha yang melakukan IPO juga berbanding lurus dengan jumlah investor di Kabupaten dan Kota Malang, yang baru mencapai 168.162 SID (Single Investor identification).
"Meskipun demikian, kami mencatat pertumbuhan jumlah investor di wilayah Malang sangatlah pesat yaitu mencapai 15,7% jika dibandingkan dengan jumlah SID per Januari tahun 2023 lalu yang hanya 145.255 SID," kata dia.
Pertumbuhan jumlah investor ini, dia yakini didukung dengan hadirnya 25 kantor cabang Perusahaan Efek dan juga 14 galeri investasi BEI yang tersebar di seluruh wilayah Malang Raya.
Untuk terus meningkatkan literasi masyarakat terkait pasar modal dan inklusi industri jasa keuangan, OJK bersama dengan asosiasi serta stakeholders Pasar Modal lainnya getol dalam memberikan sosialisasi dan edukasi pasar modal terpadu (SEPMT) ke berbagai pihak. Salah satunya seperti yang dilakukan di Universitas Brawijaya, Kamis (29/2/2024).
Sebagai pembuka dari seluruh rangkaian kegiatan SEPMT di tahun 2024 ini, OJK memilih Kota Malang sebagai tempat pertama pelaksanaan. Dengan pertimbangan bahwa Kota Malang
dan sekitarnya memiliki potensi yang sangat besar bagi pertumbuhan ekonomi yang menjadi penopang ekonomi di provinsi Jawa Timur sehingga perlu terus digali dan dioptimalkan.
"Kehadiran OJK di wilayah Malang ini selain sebagai wujud komitmen untuk mendukung program pemerintah daerah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, diharapkan dapat turut menciptakan iklim investasi yang sehat dan terpercaya sekaligus memperkuat kedudukan
Malang sebagai barometer pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur," pungkas Anton. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Publisher | : Sholihin Nur |