TIMESINDONESIA, MALANG – Eksistensi batik kini mulai kembali naik. Terlebih, jenis-jenis batik mulai banyak diciptakan untuk lebih modern dan mengikuti jaman.
Salah satunya dilakukan oleh toko Batik Hadinata yang baru hadir di Mal Olympic Garden (MOG) Malang.
Advertisement
Batik Hadinata berani menciptakan corak baru untuk membuat batik kembali eksis di kalangan masyarakat.
Marcomm Batik Hadinata, Selly Puspitasari mengatakan, produksi batiknya memang memiliki corak yang berbeda dari batik pada umumnya.
Apalagi, seluruh design batik yang diproduksi, 100 persen buatan tangan sendiri dengan proses printing.
"Batik kami design gambar sendiri, jadi lebih ke flora fauna," ujar Selly, Kamis (21/3/2024).
Paling banyak, produksi batiknya menggunakan tema Phoenix yang memiliki makna tersendiri baginya.
"Phoenix lebih banyak, karena memang dia simbol kemakmuran dan keabadian," ungkapnya.
Selain memberanikan diri untuk menciptakan corak baru. Motif batik koko juga dimunculan, apalagi sebentar lagi menuju Lebaran 2024.
Selly mengaku, selama ini momen Lebaran memang segmentasi baju batik sangat jarang dimintai. Namun, dengan diciptakannya batik koko ini bisa menunjukkan eksistensi batik lebih baik lagi dalam segala momen.
"Kalau lebaran orang jarang pakai batik ya, maka kita ciptakan batik bernuansa Ramadan, jadilah batik koko," katanya.
Tren batik memang kali ini mulai kembali kepermukaan. Apalagi di Kota Malang, ternyata menjadi sasaran utama bagi para pengerajin dan produsen batik di Indonesia untuk memasarkan produknya.
"Malang ini merupakan sasaran besar di Jawa Timur selain Surabaya. Maka dari itu kita hadir di Malang untuk memperkuat eksistensi batik," tegasnya.
Selly mengaku memiliki segmen market untuk menengah keatas dengan harga mulai Rp299 ribu.
Ia juga mengeluarkan produk khusus bagi para kolektor, yakni batik dengan bahan kain sutra dan corak yang sangat detail.
Batik ekslusif tersebut dibanderol dengan harga Rp6 juta per itemnya.
"Itu item rare yang lebih menyasar ke kolektor. Barangnya sutra, design juga detail banget dan memang targetnya berbeda," tuturnya.
Pihaknya juga mengaku siap melibatkan UMKM dan mengangkat produk batik UMKM lokal untuk dipasarkan bersama.
Sebab, memang eksistensi batik kini mulai menggeliat lagi dan memberikan nuansa baru dengan hadirnya batik koko yang buat lebaran bisa makin gaya.
"Kita spesialis printing, untuk cap tulis ada tapi gak banyak. Harapannya ini bisa menguasai Jawa dan segera merambah ke luar Jawa," tandasnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Publisher | : Sholihin Nur |