Ekonomi

Bersama BRI, Emak-Emak di Probolinggo Kembangkan Usaha Minuman hingga Kue Kering

Sabtu, 06 April 2024 - 23:58 | 58.62k
Dari kiri, Syafareza Yoga, Manager Bisnis Micro BRI, Rina Handayani Kepala Unit BRI Paiton, dan Esti Alfianing Tyas, Ketua UMKM Pelka' Duk Kelor. (FOTO: Abdul Jalil/TIMES Indonesia)
Dari kiri, Syafareza Yoga, Manager Bisnis Micro BRI, Rina Handayani Kepala Unit BRI Paiton, dan Esti Alfianing Tyas, Ketua UMKM Pelka' Duk Kelor. (FOTO: Abdul Jalil/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Memanfaatkan keterampilan mengolah makanan dan minuman untuk keluarga, sejumlah emak-emak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga atau PKK di Desa Pondokkelor, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jatim, berhasil mengembangkan usaha minuman sinom dengan nama Pelka' Duk Kelor.

Dalam sehari, mereka mampu membuat hingga 500 botol minuman tradisional dengan aneka varian rasa. Saat Ramadan tiba, usaha bersama ini menghasilkan omzet hingga Rp 20 juta, naik dua kali lipat dari biasanya. 

Advertisement

Pelka' Duk Kelor ini dikembangkan oleh 20 ibu rumah tangga di Desa Pondokkelor, atas inisiasi dari istri Kepala Desa setempat Fredericks Ade Candra, yakni Esti Alfianing Tyas, dua tahun lalu. 

Minuman-hingga-Kue-Kering.jpg

Semua anggota merupakan ibu-ibu warga Desa Pondokkelor. Setiap hari, mereka berkumpul di rumah kades untuk memproduksi minuman tersebut. Sebab semua alat dan bahan baku disimpan di rumah kades tersebut.

Kekompakan para kaum hawa tersebut sangat nyata dan terbukti dari jumlah botol minuman yang mampu dibuat. Dalam sehari, mereka mampu membuat 500 botol minuman sinom dengan berbagai varian rasa dan ukuran botol yang berbeda. 

Setiap rasa dan ukurannya memiliki harga yang bervariasi, mukai Rp 1.500 hingga Rp 15.000. Tergantung dengan besarnya kemasan botol dan varian rasanya.

Bisnis yang sudah berjalan sekitar dua tahun ini, mampu meraup omzet hingga Rp 10 juta perbulan. Untuk momen Ramadan ini, omzet sudah menyentuh angka Rp 20 juta. Pesanan pelanggan setiap harinya semakin banyak. Para anggota PKK pun juga harus memproduksi minuman tersebut setiap hari.

"Dulu memang agak sulit ngajak ibu-ibu untuk memulai usaha. Tapi sekarang alhamdulillah sudah berjalan," ungkap Esti.

Meski baru dua tahun, produk Pelka' milik PKK Desa Pondokkelor ini sudah banyak dikenal di desa-desa lain di Kecamatan Paiton. Peminatnya banyak. Buktinya, 500 botol minuman yang diproduksi, selalu habis dalam waktu maksimal tiga hari. 

"Setiap hari kami produksi dan cepet habis. Kami berusaha untuk meningkatkan produktivitas usaha ini. Kami tidak pakai pengawet. Makanya minuman ini tidak bisa bertahan lama," jelas wanita berusia 30 tahun itu.

Selama Ramadan ini, UMKM tersebut mengembangkan usahanya pada makanan kue kering. Banyak rasa dan jenis kue yang mereka buat. Makanan tersebut dijual dengan harga yang cukup murah di kalangan masyarakat desa.

Esti pun mengemas dua produk kelompok PKK tersebut menjadi hampers Ramadhan. Bentuk dan modelnya pun sangat cantik dan unik. Tak heran jika produk ini semakin laris diburu orang di momen menjelang Hari Raya Idul Fitri.

Dukungan dari BRI

Sebagian besar anggota UMKM Pelka' Desa Pondokkelor tersebut rupanya nasabah BRI. Beberapa dari mereka telah menerima pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebagai modal usaha. 

"Iya beberapa dari anggota UMKM Pelka' ini merupakan nasabah BRI. Selain itu mereka juga pernah menerima pinjaman KUR sebelumnya," ungkap Rina Handayani, Kepala Unit BRI Paiton.

Karena keaktifan dan semangat warga desa yang terus ingin berkembang, BRI tengah mengajukan Desa Pondokkelor sebagai Desa BRIlian 2024 ini. Yakni program dari BRI untuk membantu desa mengembangkan potensi lokal, serta meningkatkan kapabilitas pengelolaan desa untuk kemajuan desa yang jadi peserta program. 

Menurut Rina, Desa Pondokkelor diajukan karena banyak sektor usaha yang sudah berjalan di desa tersebut. Salah satunya, usaha produksi minuman dan kue kering oleh emak-emak PKK ini. 

UMKM Pelka' kini juga sudah menjalankan digitalisasi dalam transaksi dan promosi. Artinya masyarakat dan sejumlah pelaku usaha telah mengenal teknologi. BUMDes pun sudah tergolong aktif dalam pengembangan usaha dan pemberdayaan masyarakat.

"Kami bantu dan mendorong masyarakat desa untuk terus mengembangkan potensinya. Sukur-sukur nanti bisa meraih Desa BRIlian," ujar Kepala Unit BRI Paiton, Kabupaten Probolinggo ini. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Muhammad Iqbal
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES