Ekonomi

Kadin dan Asisten Menkeu AS Bahas Peluang Investasi Hijau

Kamis, 11 Juli 2024 - 18:13 | 27.57k
Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Kemaritiman, Investasi, dan Luar Negeri Kadin Indonesia Shinta Widjaja Kamdani (kiri) dan Asisten Menteri Keuangan Amerika Serikat, Alexia Latortue (kanan). (FOTO: Fahmi/TIMES Indonesia)
Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Kemaritiman, Investasi, dan Luar Negeri Kadin Indonesia Shinta Widjaja Kamdani (kiri) dan Asisten Menteri Keuangan Amerika Serikat, Alexia Latortue (kanan). (FOTO: Fahmi/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia melalui Pokja Energi Transisi Kadin mengadakan pertemuan strategis dengan pemerintah Amerika Serikat dalam rangka mempercepat transisi menuju energi bersih.

Dalam pertemuan bersama Kadin Indonesia diwakili Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Kemaritiman, Investasi, dan Luar Negeri, Shinta Widjaja Kamdani dan mewakili Pemerintah Amerika Serikat, Asisten Menteri Keuangan AS, Alexia Latortue.

Advertisement

Pertemuan kedua perempuan antara Kadin Indonesia dan Pemerintah Amerika Serikat membahas mengenai peluang dan tantangan dalam investasi hijau melalui sektor EBT (Energi Baru Terbarukan) di Indonesia.

Shinta Widjaja Kamdani, menjelaskan bahwa banyaknya peluang dan potensi investasi yang dimiliki Indonesia dalam sektor energi terbarukan. Indonesia juga merupakan negara yang memiliki NBS (Nature Based Solutions) terbesar kedua di dunia setelah Brazil, hingga 1,5 GtCO2/tahun.

Shinta menjelaskan, Indonesia memiliki sumber daya energi terbarukan dengan total 3.686 GW, yang terdiri dari tenaga surya sebesar 3.295 GW, tenaga air 95 GW, bioenergi 57 GW, tenaga angin 155 GW, energi panas bumi 24 GW, dan energi laut 60 GW.

“Namun, dari total kapasitas 3.686 GW tersebut, baru 12,54 MW yang telah dimanfaatkan. Dengan mengembangkan potensi ini, Indonesia dapat memiliki lebih dari 1,1 terawatt kapasitas energi terbarukan dan dapat menjadi pemimpin dalam transisi global menuju energi terbarukan,” ucap Shinta.

Sejalan dengan Shinta, Ketua Pokja Transisi Energi Kadin Indonesia, Anthony Utomo mengatakan investasi yang dilakukan oleh Amerika Serikat di Indonesia dapat membuka ruang lebih untuk meningkatkan kapasitas energi terbarukan, pengembangan teknologi hijau, serta menarik negara lain untuk turut serta berinvestasi di Indonesia pada sektor EBT.

Meski demikian, lanjut Anthony, terdapat beberapa tantangan yang perlu diatasi dalam mengimplementasikan hal ini, seperti infrastruktur yang perlu ditingkatkan, regulasi yang mendukung, dan kesiapan sumber daya manusia yang memadai.

“Maka dari itu, melalui Pokja Transisi Energi Kadin, kami akan menjembatani dan menyatukan berbagai pemangku kepentingan utama di sektor energi terbarukan untuk bekerja sama dalam mengimplementasikan solusi-solusi inovatif dan berkelanjutan,” kata Anthony.

Anthony menerangkan, Pokja Transisi Energi Kadin telah menyiapkan tiga key initiatives untuk membantu menyiapkan perusahaan di Indonesia untuk menarik investor lokal maupun global, yaitu:

1. Mendorong Implementasi Green Development Initiative:
Upaya ini berfokus pada pengembangan strategi menuju ekosistem industri hijau yang berkelanjutan dengan penggunaan energi bersih, baik dari sisi pasokan maupun permintaan.

2. Mengembangkan Renewable Energy Manufacturing:
Upaya ini bertujuan untuk mendukung kemandirian teknologi rantai pasok domestik, terutama dalam mendukung pengembangan energi bersih di Indonesia sesuai dengan roadmap TKDN Indonesia.

3. Mengakselerasi Distributed Energy:
Upaya ini bertujuan untuk mempercepat distribusi energi atau pemanfaatan generator energi bersih mandiri untuk konsumsi industri, serta mendorong penggunaan energi bersih melalui berbagai solusi inovatif yang disediakan oleh anggota kami.

“Melalui inisiatif-inisiatif tersebut Pokja Transisi Energi Kadin optimis dapat membantu meningkatkan daya saing perusahaan-perusahaan di Indonesia serta menciptakan nilai tambah di mata investor lokal maupun global. Adanya investasi yang dilakukan oleh Amerika Serikat ini merupakan bukti bahwa Indonesia memiliki potensi investasi yang menjanjikan pada sektor EBT,” terang Anthony.

Sebagai informasi, Indonesia merupakan negara penerima investasi hijau terbesar di Asia Tenggara pada 2023, dengan total hampir US$1,6 miliar, tumbuh sekitar 28% dibanding tahun sebelumnya. Dengan angka ini, Indonesia menyumbang 25% dari total investasi di Asia Tenggara.

Pada tahun 2023, Amerika Serikat juga telah berinvestasi di Indonesia sebesar US$500 juta dalam pembuatan panel surya dan modul surya.

Amerika Serikat merupakan negara keenam dengan realisasi investasi terbesar di Indonesia, dimana nilai investasinya mencapai total USD9,4 miliar selama periode tahun 2018 hingga triwulan pertama tahun 2023. Dari total realisasi investasi tersebut, terdapat 5.683 proyek yang berhasil menyerap tenaga kerja sebesar 82.299 orang.(*) 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES