Pertumbuhan Positif Sektor Belanja APBN Kediri Raya Masih Mendominasi

TIMESINDONESIA, KEDIRI – Kinerja APBN wilayah Kediri Raya masih didominasi pertumbuhan negatif. Pada akhir semester 1 tahun 2024, sektor penerimaan tumbuh negatif sebesar 27,75 persen.
Akan tetapi meski terjadi kontraksi, masih terjadi surplus sebesar Rp8.226,36 miliar dari nilai belanja sebesar Rp4.753,62 miliar. Sektor belanja sendiri menutup semester 1 dengan tumbuh positif sebesar 15,27 persen.
Advertisement
"Penerimaan di wilayah Kediri Raya sampai dengan akhir Semester I 2024 mencatatkan nilai sebesar Rp12.979,98 miliar tumbuh negatif sebesar 27,75% dibanding periode yang sama tahun yang lalu, " ujar Kepala KPPN Kediri Kepala KPPN Kediri Moch Izma Nur Choironi, Selasa (30/07/2024).
Ia mengungkapkan sektor penerimaan didominasi oleh penerimaan perpajakan sebesar Rp12.722,2 miliar, sedangkan PNBP menyumbang sebesar Rp257,78 miliar. Dari perpajakan, KPP Pratama Kediri dengan wilayah Kota Kediri membukukan penerimaan sebesar Rp234,68 miliar dari target Rp433,23 miliar atau sebesar 54,17 persen, tumbuh positif sebesar 27,93 persen.
KPP Pratama Pare dengan wilayah lebih luas, meliputi Kab. Kediri dan Kab. Nganjuk membukukan penerimaan sebesar Rp410,13 miliar atau sebesar 48,09 persen dari target sebesar Rp852,80 miliar, yang berarti tumbuh sebesar 31,11 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. KPP Pratama Tulungagung dengan wilayah Kab. Tulungagung dan Kab. Trenggalek mencatat penerimaan sebesar Rp312,59 miliar dari target sebesar Rp690,48 miliar atau sebesar 45,3 persen, tumbuh sebesar 19,17 persen.
Dari bea masuk dan cukai yang diampu oleh KPPBC TMC Kediri menyumbang penerimaan sebesar Rp11.812,22 miliar dengan rincian bea masuk sebesar Rp2,64 miliar dan cukai sebesar Rp11.809,58 miliar.
"Di tengah gempuran rokok ilegal, meski tumbuh negatif sebesar 30,35%, namun KPPBC TMC Kediri mampu membukukan penerimana senilai 34,12% dari target sebesar Rp34.619,43 miliar," tambahnya.
Untuk PNBP masih ditopang oleh dua satuan kerja BLU yakni Rumkit Bhayangkara Kediri dan Rumkit Bhayangkara Nganjuk, dengan penerimaan masing-masing sebesar Rp78,86 miliar dan Rp43,61 miliar.
Di sisi lain, semester I 2024 belanja APBN wilayah Kediri Raya menunjukkan catatan pertumbuhan positif bila disandingkan dengan periode yang sama tahun anggaran sebelumnya, telah terealisasi sebesar 53 persen di atas rata-rata nasional.
Belanja Pemerintah Pusat yang dilaksanakan oleh satuan kerja K/L wilayah Kediri Raya telah merealisasikan sebesar Rp1.201,67 miliar dari pagu sebesar Rp2.216,49 miliar atau sebesar 54 persen, sedangan belanja Transfer ke Daerah telah salur sebesar Rp3.551,95 miliar dari pagu sebesar Rp6.813,37 miliar atau sebesar 52 persen.
Dari sisi wilayah, Kab. Kediri dengan luas wilayah terbesar menyerap dana sebesar Rp1.494,85 miliar, disusul Kab. Nganjuk dengan serapan sebesar Rp1.366,87 miliar dan Kab. Trenggalek menyerap sebesar Rp967,08 miliar, serta Kota Kediri sebesar Rp924,81 miliar
"Mengakhiri Semester I 2024, kinerja APBN wilayah Kediri Raya, baik penerimaan maupun belanja memberikan gambaran ke depan yang semakin baik, sehingga target-target yang telah ditetapkan, baik penerimaan maupun belanja pada akhir tahun dapat tercapai dengan optimal," pungkasnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |