Ekonomi

Menikmati Cita Rasa Khas Kopi Banyuwangi di Festival Kopi Rakyat

Minggu, 04 Agustus 2024 - 18:14 | 28.30k
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani Azwar Anas saat berkunjung ke festival kopi rakyat Kalibaru (Foto: Humas Pemkab for TIMES Indonesia)
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani Azwar Anas saat berkunjung ke festival kopi rakyat Kalibaru (Foto: Humas Pemkab for TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Mengangkat kekayaan cita rasa kopi lokal, para petani kopi di Kecamatan Kalibaru, Kabupaten Banyuwangi menghadirkan pengalaman baru untuk menikmati kopi Banyuwangi yang autentik dan khas.

Hal itu dihadirkan dengan gelaran Festival Kopi Rakyat bertajuk Kalibaru Kopi Fiesta yang telah berlangsung selama tiga hari, mulai Kamis 1 Agustus hingga Sabtu 3 Agustus 2024.

Advertisement

Festival yang diadakan di dua sentra kawasan kopi, yakni Desa Kalibaru Manis dan Desa Kebunrejo ini diisi dengan berbagai acara. Selain pameran produk UMKM kopi, juga ada sesi public cupping di mana sebanyak 13 sampel kopi arabika dan robusta dari petani lokal dinilai oleh para ahli.

Menariknya, ada diskusi publik sebagai penguatan literasi kopi yang diikuti petani kopi, pelaku UMKM, serta ahli kopi. Diskusi ini membahas berbagai topik terkait pengembangan kopi di Kalibaru, strategi pemasaran, serta upaya peningkatan kualitas dan daya saing kopi lokal.

“Lewat festival ini, kami berharap identitas dan brand kopi Banyuwangi semakin kuat, sehingga peluang petani rakyat mendapatkan pasar juga makin terbuka," kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani Azwar Anas, Minggu (4/8/2024).

Festival Kopi Rakyat digelar tiap tahun oleh Banyuwangi di sentra-sentra kopi. Diketahui Kecamatan Kalibaru memiliki luasan perkebunan kopi terluas nomor dua di Banyuwangi, yakni mencapai 3.847 hektare yang didominasi jenis robusta dengan rata-rata produksi mencapai 4.256 ton per tahun.

Sementara total luas perkebunan kopi rakyat di Banyuwangi mencapai 9.778 hektar. Produksi kopi rakyat mencapai 10.600 ton per tahun.

“Dengan jumlah produksi kopi rakyat yang cukup besar maka bila pemasarannya dimaksimalkan bisa memberikan kesejahteraan yang maksimal bagi petani. Semoga lewat festival ini memperluas pasar mereka,” ucap Ipuk.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi sendiri telah mendaftarkan kopi robusta Banyuwangi untuk mendapatkan indeks geografis (IG) di Kementerian Hukum dan HAM RI dengan brand ‘Kopi Robusta Java Banyuwangi’.

“Tidak lama lagi kopi Banyuwangi akan memiliki legalitas IG yang menjadi dasar legalitas kopi Banyuwangi sebagai perlindungan terhadap keotentikan kopi robusta Banyuwangi,” ujar Ipuk.

Dalam festival itu, Ipuk berkesempatan mencicipi aneka cita rasa kopi-kopi hasil pemrosesan dari para pegiat kopi lokal. Salah satunya kopi dengan merek X-Baroe yang dikelola oleh Muchamad Shodiq, seorang petani sekaligus pegiat kopi muda Kalibaru.

“Kami tergabung di kelompok tani dengan luasan lahan sekitar 15 hektar.Kami melakukan penanaman sekaligus pemrosesan kopi hingga melakukan pemasaran sendiri,” kata Shodiq.

Shodiq merupakan salah satu petani muda yang mendapatkan pelatihan menanam kopi dari Pemkab Banyuwangi. Pelatihan dilakukan Pusat penelitian Kopi dan Kakao Jember.

“Alhamdulillah kami dapat ilmu menanam dan memproses kopi yang baik dari hulu ke hilir. Adanya festival ini harapan kami semakin memperluas pemasaran kopi Kalibaru,” tambahnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES