Ekonomi

Lulus Kuliah Tekuni Bebek, Milenial Ini Jadi Jutawan di Kampung Halaman

Jumat, 09 Agustus 2024 - 15:32 | 36.37k
Kunjungan Direktur Polbangtan Malang bersama Project Manajer YESS PPIU Jatim di farm Bebek, salah satu penerima manfaat Program YESS Kabupaten Tulungagung, Rabu (7/8/2024). (Foto: Bangsal for TIMES Indonesia)
Kunjungan Direktur Polbangtan Malang bersama Project Manajer YESS PPIU Jatim di farm Bebek, salah satu penerima manfaat Program YESS Kabupaten Tulungagung, Rabu (7/8/2024). (Foto: Bangsal for TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, TULUNGAGUNG – Pemuda berperawakan kalem dan tinggi semampai dari Desa Sukorejo, Kabupaten Tulungagung ini rupanya tak kenal gengsi untuk pulang kampong halaman untuk beternak bebek.

Setamat dari kuliahnya di Unair tahun 2015, Ahmad Sidiq, 30 tahun, atau Adig sapaan akrabnya, mengaku pilihan usahanya ini memang melenceng dari jurusan yang ditempuh saat kuliah. Pasalnya, ia sendiri dari jurusan manajemen dan menyandang gelar sebagai sarjana ekonomi dari Universitas Airlangga.

Advertisement

Bahkan menurutnya, usaha ternak bebek yang dijalaninya ini bukan dari nol tapi malah dari coba-coba. Ia mencoba memanfaatkan kandang bekas ayam joper yang semula dirintis orang tuanya sebelum meninggal.

Selang beberapa tahun kemudian kandang sempat kosong dan tidak termanfaatkan, sehingga setelah lulus dari kuliah ia berinisiatif bekerjasama dengan kolega dekatnya yang punya peternakan bebek untuk mengisi kandangnya dengan sistem kerjasama pembesaran bebek hibrida.

Pada waktu itu, Adig mengaku belum punya modal untuk mengisi kandangnya serta merasa belum punya pengetahuan dan pengalaman beternak bebek. Sehingga, cara kerjasama ini dipilihnya dengan harapan supaya bisa merintis usaha mandiri ke depannya.

Alhasil, berkat ketekunannya ia akhirnya bisa menabung untuk mengisi kandang dan membeli pakan dengan modal sendiri meski populasinya masih sedikit.

Polbangtan-Malang-2.jpgPeninjauan proses penetasan telur bebek jadi DOD (Day Old Duck) melalui mesin tetas. (Foto: Bangsal for TIMES Indonesia)

Namun perlahan ia terus mengembangkan usahanya dengan mulai memanen dan menetaskan telur bebek yang vertil (dibuahi) menjadi DOD (Day Old Duck) atau bibit bebek. Tak disangka permintaan DOD juga semakin hari prospek pasarnya semakin bagus, bahkan Adig harus putar otak bagaimana cara menambah kapasitas ternaknya untuk memenuhi permintaan pasar yang makin meningkat.

Akhirnya, malang tak dapat ditolak untung tak dapat diraih. Itulah yang terjadi pada Adig hingga tibalah saatnya ia berkesempatan bisa bergabung dengan program YESS (Youth Entrepreneur and Employment Support Services) dan kemudian mendapatkan hibah untuk pengembangan usahanya.

Menurut Setya Budhi Udrayana, Penanggung Jawab Program YESS PPIU Jatim sekaligus Direktur Polbangtan Malang saat berkunjung ke lokasi farm/kandang Adig saat itu bahwa usaha apapun yang dikerjakan dengan ilmu lalu ditekuni secara sungguh-sungguh pasti akan membuahkan hasil yang maksimal.

“Saya berharap melalui intervensi Program YESS ini usaha para milenial seperti Adig ini bisa terus bertumbuh kembang dan memberi dampak bagi sekitar,” kata Udrayana, Jumat (9/8/2024).

Kini, usaha Adig yang diberi nama Adig Gatra Sentosa ini terus makin berkembang pasca menerima hibah Program YESS, ada penambahan populasi indukan sampai dengan sejumlah 500 ekor.

Dengan skill beternak yang telah dimilikinya itu, ia berhasil memanem telur sebanyak 450 butir per hari. Telur bebek tersebut kemudian diseleksi yang vertil untuk ditetaskan secra terjadwal dengan mesin tetas, sementara yang tidak vertil diolah jadi telur asin.

Jadi, dengan model usaha seperti ini Adig mendapatkan omzet per minggu dari penjualan DOD dan telur asin sekitar 8 juta. Pasalnya, dalam satu minggu ia bisa panen DOD sampai dengan 1200 ekor, adapun bahan untuk telur asinnya rerata 10 persen dari jumlah populasi DOD.

Sedangkan harga DOD saat ini bisa mencapai 6-7 ribu per ekor langsung buyer lokal, dan telur asinnya dihargai 2-3 rb ia pasarkan langsung di lapak-lapak dan warung Pasar Tradisional yang sengaja ia jadikan sebagai jaringan mitra grosirnya. (d)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES