Faisal Basri di Mata INDEF: Ekonom Sederhana yang Tak Pernah Takut Bicara

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Kepergian Faisal Basri pada Kamis (5/9/2024) menjadi kehilangan besar bagi dunia ekonomi dan politik Indonesia. Sosok yang dikenal dengan kesederhanaan, ketegasan, dan idealismenya ini telah lama berdiri di garis depan memperjuangkan ekonomi yang adil dan transparan.
Didik J. Rachbini, ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) yang juga sahabat Faisal Basri, mengungkapkan, sosok Faisal Basri bukan hanya seorang akademisi. "Beliau ini akademisi aktivis yang berani menyuarakan kritiknya, meskipun sering kali tidak populer di kalangan elite," ucap Didik di Jakarta.
Advertisement
Sosok Idealis dengan Integritas Tinggi
Didik juga mengungkapkan, sebagai salah satu pendiri Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Faisal Basri selalu dikenal sebagai tokoh yang idealis dan berintegritas tinggi. "Beliau memandang ekonomi bukan hanya soal angka, melainkan tentang keadilan dan kesejahteraan masyarakat," ucap Didik.
Dalam banyak forum, Faisal juga lantang menyuarakan bahwa ekonomi dan politik harus berjalan demi kepentingan publik, bukan segelintir elite.
Didik menceritakan, suatu sore, sekitar tujuh tahun lalu, dalam sebuah diskusi terbatas, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar sempat mengungkapkan bahwa Faisal Basri adalah salah satu dari sedikit suara yang berani melawan ketika demokrasi seolah kehilangan oposisi. Muhaimin menyebut Faisal sebagai figur yang berani mengkritik pemerintahan Jokowi yang kala itu mulai menampakkan gejala otoritarianisme.
"Faisal satu-satunya yang berani berbicara," kata Muhaimin seperti ditirukan Didik.
Berani Mengkritik Pemerintahan
Di mata INDEF, Faisal Basri memang tak pernah gentar untuk mengutarakan pandangannya. Tidak hanya mengkritik kebijakan ekonomi yang dianggap tidak pro-rakyat, Faisal juga bersikap tegas dalam menentang korupsi dan praktik-praktik oligarki yang sering menggerogoti Indonesia.
Pandangannya sering kali dianggap radikal. Namun sesungguhnya Faisal tidak pernah ragu untuk menyuarakannya demi kebaikan negara.
Dalam dunia akademik, Faisal Basri dihormati sebagai dosen ekonomi di Universitas Indonesia, tempat ia berbagi ilmu dan mendorong generasi muda untuk berpikir kritis. Bersama rekan-rekannya seperti Didik J. Rachbini, Didin Damanhuri, dan Nawir Messi, Faisal membangun INDEF sebagai lembaga yang progresif dalam menilai kebijakan ekonomi.
"Kami bersama-sama mendorong reformasi yang lebih adil dan pro-rakyat," kenang Didik.
Perjuangan untuk Transparansi dan Akuntabilitas
Selain menjadi ekonom yang dihormati, Faisal Basri juga merupakan salah satu pendiri Indonesia Corruption Watch (ICW). Di sinilah kontribusi Faisal dalam memperjuangkan transparansi dan akuntabilitas semakin terasa. Ia sering berbicara keras tentang pentingnya pemberantasan korupsi, terutama di sektor ekonomi dan pemerintahan.
Sikapnya yang independen membuatnya tidak terpengaruh oleh tekanan politik atau kepentingan tertentu. Faisal selalu memegang teguh prinsip antikorupsi dan menyesalkan upaya pelemahan terhadap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
INDEF mencatat, Faisal Basri bukanlah sosok yang mencari kekuasaan atau popularitas. Ia lebih memilih untuk tetap sederhana, tetapi penuh dedikasi terhadap isu-isu yang ia yakini. Kepeduliannya terhadap kesejahteraan masyarakat menjadikannya figur yang dihormati di berbagai kalangan. Bahkan tanpa jabatan formal di pemerintahan atau partai politik, pengaruhnya dalam kebijakan ekonomi dan politik Indonesia begitu besar.
Kepergian yang Meninggalkan Jejak Mendalam
Dengan kepergiannya, Indonesia kehilangan salah satu tokoh terbaik yang pernah dimilikinya. Faisal Basri akan dikenang sebagai sosok yang selalu berjuang untuk keadilan, transparansi, dan kesejahteraan rakyat. Pemakamannya yang dilangsungkan di Taman Makam Pahlawan Menteng Pulo siang ini menjadi tanda penghormatan terakhir bagi seorang ekonom yang selalu menempatkan kepentingan publik di atas segalanya.
Kepergian Faisal Basri meninggalkan jejak mendalam di dunia ekonomi, politik, dan pendidikan Indonesia. Namun, prinsip dan perjuangannya akan terus menginspirasi generasi berikutnya untuk terus memperjuangkan transparansi, keadilan, dan kebaikan bagi bangsa. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Rizal Dani |