IHSG Kamis: Tensi Perang Timur Tengah Mulai Berkurang

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Krisis Timur Tengah bakal mewarnai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Kamis (3/10/2024). Serangan Iran atas Israel telah membuat harga minyak melonjak dalam 2 hari terakhir. Harga minyak Brent yang pada tanggal 30 September masih berada pada level USD 71,70, pada tanggal 2 Oktober sudah ditutup pada level USD 74,67 atau naik sebesar 4,1 persen dalam 2 hari.
Kenaikan harga minyak tersebut memang tidak terlalu besar. Akan tetapi, kenaikan ini bisa memicu naiknya inflasi di Amerika Serikat, dimana kalau angka inflasi Amerika Serikat sudah naik, The Fed bisa saja melakukan 'kalkulasi ulang' atas langkah Penurunan Suku Bunga yang sedang mereka lakukan.
Advertisement
Perang di Timur Tengah, menurut Satrio Utomo, praktisi pasar modal dari Komunitas Trader Saham RencanaTrading, Kamis (3/10/2024) secara tidak langsung mengancam Penurunan Suku Bunga The Fed melalui inflasi yang kemungkinan terjadi akibat kenaikan harga minyak.
“Itu yang membuat bursa global turun, termasuk penurunan yang terjadi pada IHSG kemarin,” ujarnya.
Pada sesi 2 perdagangan kemarin, harga saham BREN yang memiliki bobot besar terhadap IHSG terlihat mulai dikerek naik untuk menopang IHSG dari keterpurukan.
IHSG yang sempat mendekati level psikologis 7.500, akhirnya bisa ditutup pada level 7.563,26. Harga saham BREN dikerek naik, untuk menghindarkan IHSG dari ditutup pada level terendah.
Pagi hari ini, Bursa di kawasan Asia terlihat mulai mengurangi perhatian terhadap konflik yang terjadi di Timur Tengah. Indeks Nikkei pagi hari ini sudah rebound sekitar 2,5 persen. Sentimen positif yang ada diperkirakan bakal membuat IHSG mengalami rebound dengan kisara utama diantara suport di level psikologis 7.500 dan resisten di level 7.620. Hanya penutupan di atas 7.620 yang bisa mengakhiri trend turun jangka pendek yang sedang berlangsung pada IHSG.
Sentimen negatif dari Perang di Timur Tengah telah membuat saham-saham utama (terutama saham-saham perbankan) bergerak turun, dan saham-saham metal (terutama yang terkait emas) bergerak naik pada dua hari perdagangan terakhir. Perhatikan apakah berkurangnya sentimen negatif dari krisis Timur Tengah bisa membuat kondisi pasar menjadi lebih baik. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Hendarmono Al Sidarto |
Publisher | : Rizal Dani |