Ekonomi

Fadli Zon Dukung Langkah Pemerintah Hadapi Dampak Tarif Trump, HKTI Serukan Perlindungan untuk Petani

Rabu, 09 April 2025 - 16:23 | 30.86k
Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), Fadli Zon. (Foto: dok TIN)
Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), Fadli Zon. (Foto: dok TIN)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA –  Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), Fadli Zon, menyatakan dukungan terhadap pemerintah dalam mengantisipasi dampak kebijakan tarif tinggi dari Amerika Serikat yang berpotensi mengganggu ekspor komoditas strategis Indonesia seperti CPO, karet, dan kopi.

Dalam forum sarasehan ekonomi bersama Presiden Prabowo Subianto, Fadli Zon menegaskan bahwa HKTI siap mendorong kebijakan pemerintah yang berpihak pada petani dan pelaku UKM sektor pangan. Ia menyampaikan hal ini melalui policy brief resmi HKTI.

Advertisement

"Kami berdiri bersama pemerintah dalam menghadapi kebijakan perdagangan yang merugikan. Prioritas kami adalah melindungi ketahanan ekonomi petani dan pelaku usaha pangan," ujar Fadli, Rabu (9/4/2025).

Fadli juga mendorong pemerintah untuk memperkuat diplomasi perdagangan internasional dengan prinsip trade for development, demi memastikan kesejahteraan petani tetap menjadi agenda utama. Ia menekankan pentingnya perluasan pasar ekspor di tengah gejolak rantai pasok global akibat kebijakan proteksionis AS.

HKTI juga mendukung penuh percepatan program makan bergizi gratis dan bantuan sosial pemerintah. Menurut mereka, kedua program ini akan berdampak langsung pada peningkatan daya beli masyarakat dan mendukung produktivitas sektor pertanian.

Sebagai bentuk solusi jangka panjang, HKTI menyarankan penerapan teknik intercropping di perkebunan serta pendekatan pertanian regeneratif di lahan kritis guna menjaga keberlanjutan produksi.

Dalam aspek hilirisasi, HKTI menyoroti perlunya akses permodalan bagi petani untuk mendirikan pabrik kecil seperti PKS mini, pabrik minyak goreng, hingga fasilitas biodiesel.

"Hilirisasi komoditas strategis harus dikelola oleh koperasi petani agar petani bisa menikmati nilai tambah secara langsung, bukan hanya industri besar," ujar salah satu perwakilan HKTI.

Delegasi HKTI yang hadir, antara lain Dr. Delima Azahari, Ir. Iriana Muadz, Drs. Manimbang Kahariady, Ir. Mulyono Machmur, MS., dan Dra. Anita Ariyani, juga mendorong akselerasi sektor riil melalui berbagai stimulus fiskal dan nonfiskal.

HKTI turut mengingatkan agar pembukaan pasar baru dilakukan secara selektif dan strategis. Mereka mendorong pemerintah memanfaatkan potensi kawasan ASEAN dan Pasifik sebagai pasar utama produk pertanian nasional.

Terkait kebijakan tarif dari AS, HKTI mengusulkan agar Indonesia merespons dengan langkah timbal balik—misalnya dengan mengenakan tarif atas impor kedelai, gandum, dan jagung dari Negeri Paman Sam. Alternatif lain adalah membuka akses impor asal AS hanya jika mereka bersedia menurunkan tarif ekspor atas komoditas unggulan Indonesia.

"Negosiasi adalah kunci. Kita harus memperjuangkan promosi produk seperti CPO, karet, dan kopi di pasar Amerika, sambil menuntut perlakuan tarif yang adil," kata Fadli Zon. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES