Ekonomi

OJK: Stabilitas Sektor Jasa Keuangan Terjaga di Tengah Ketidakpastian Global

Jumat, 11 April 2025 - 22:46 | 46.45k
Data perkembangan sektor perbankan yang dipaparkan oleh OJK Jabar dalam silahturahmi dengan awak media. (Dok Foto: Humas OJK Jabar)
Data perkembangan sektor perbankan yang dipaparkan oleh OJK Jabar dalam silahturahmi dengan awak media. (Dok Foto: Humas OJK Jabar)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BANDUNG – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menegaskan bahwa stabilitas sektor jasa keuangan nasional tetap terjaga hingga Maret 2025. Hal ini disampaikan melalui hasil Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) OJK yang berlangsung pada 26 Maret 2025. Di tengah tantangan global yang semakin kompleks, sektor jasa keuangan Indonesia terbukti tetap tangguh berkat fondasi ekonomi domestik yang solid serta langkah-langkah kebijakan yang adaptif dan antisipatif.

Perekonomian Global Masih Penuh Tekanan

Advertisement

Ketidakpastian ekonomi global masih tinggi. Organisasi OECD menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia menjadi 3,1% pada 2025 dan 3% pada 2026. Indonesia pun tak luput, dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi direvisi menjadi 4,9%. Namun demikian, posisi Indonesia masih sejalan dan lebih baik dibandingkan sejumlah negara selevel.

Tingkat kepercayaan dunia internasional terhadap Indonesia juga tetap tinggi. Hal ini ditandai oleh peringkat kredit dari Moody’s (Baa2 dengan outlook stabil) dan Fitch (BBB outlook stabil), serta indikator eksternal seperti defisit fiskal (2,29%), rasio utang luar negeri terhadap PDB (30,42%), dan defisit transaksi berjalan (-0,63%) yang tergolong rendah dibanding negara lain.

"Pasar saham domestik sempat mengalami tekanan pasca-Lebaran, dengan IHSG turun hingga 7,90% pada 8 April 2025. Namun, pasar cepat pulih, dengan IHSG menguat 4,79% menjadi 6.254,02 pada 10 April 2025. OJK menerapkan kebijakan strategis seperti relaksasi aturan buyback saham tanpa RUPS guna menjaga stabilitas dan kepercayaan investor, " kata Darwisman, Jumat (11/04/2025).

"Di sisi lain, pasar obligasi menunjukkan daya tahan dengan investor asing mencatatkan net buy sebesar Rp1,72 triliun pada Maret. Sementara itu, Bursa Karbon Indonesia hingga akhir Maret 2025 telah mencatatkan transaksi sebesar Rp77,91 miliar dari 111 pengguna jasa," infonya.

Ia menjelaskan bahwa kinerja perbankan nasional terjaga dengan pertumbuhan kredit sebesar 10,30% yoy menjadi Rp7.825 triliun. Dana Pihak Ketiga (DPK) pun meningkat 5,75% yoy. Rasio likuiditas dan permodalan tetap jauh di atas ambang batas aman, menunjukkan kekuatan sektor perbankan dalam menghadapi guncangan.

Sementara itu, sektor pembiayaan dan fintech juga menunjukkan tren positif. Kredit Buy Now Pay Later (BNPL) tumbuh signifikan 36,60% yoy, dan outstanding pembiayaan fintech P2P lending mencapai Rp80,07 triliun atau tumbuh 31,06% yoy.

Tambahan lagi,iIndustri asuransi nasional mencatatkan aset sebesar Rp1.141,71 triliun per Februari 2025. Meskipun premi asuransi umum mengalami kontraksi, premi asuransi jiwa tumbuh 5,16% yoy. Rasio kecukupan modal (RBC) tetap kuat: asuransi jiwa 466,40% dan asuransi umum 317,88%.

"Sektor dana pensiun pun mencatat pertumbuhan aset 5,94% yoy menjadi Rp1.511,71 triliun, menunjukkan pengelolaan dana jangka panjang yang tetap solid," jelas Darwisman.

"OJK terus gencar menindak entitas keuangan ilegal. Hingga Maret 2025, Satgas PASTI telah menghentikan 1.332 entitas ilegal, termasuk 1.123 pinjaman online ilegal. Kerja sama dengan Indonesia Anti-Scam Centre (IASC) menghasilkan pemblokiran terhadap 35.394 rekening yang terindikasi penipuan, dengan dana korban sebesar Rp134,7 miliar berhasil diamankan," ucapnya.

Darwisman pun menerangkan bahwa dari sisi layanan konsumen, OJK menerima 102.319 permintaan layanan hingga pertengahan Maret, termasuk 9.068 pengaduan, terbanyak dari sektor perbankan dan fintech.

Komitmen OJK: Adaptif, Transparan, dan Kolaboratif

Sebagai bagian dari transformasi berkelanjutan, OJK terus memperkuat tata kelola internal, transparansi data, dan literasi keuangan masyarakat. Melalui platform seperti Sikapi Uangmu, GERAK Syariah, dan kerja sama internasional, OJK berupaya mendorong inklusi keuangan yang berkeadilan dan berkelanjutan.

OJK Jawa Barat mendukung penuh seluruh kebijakan nasional ini untuk memastikan sektor jasa keuangan tetap menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES