Ekonomi

Utang Luar Negeri Indonesia Turun di Februari 2025: Analisis dan Dampaknya

Kamis, 17 April 2025 - 12:22 | 28.48k
Ilustrasi utang luar negeri (FOTO: bisnis.com)
Ilustrasi utang luar negeri (FOTO: bisnis.com)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTAPosisi Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia menunjukkan penurunan pada Februari 2025, menandakan perbaikan dalam pengelolaan utang. Berdasarkan data terbaru, ULN Indonesia tercatat US427,2miliar, turun dari S427,9 miliar di Januari 2025. 

Pertumbuhan tahunan (yoy) juga melambat menjadi 4,7%, lebih rendah dari 5,3% pada bulan sebelumnya. Perlambatan ini dipengaruhi oleh kinerja sektor publik dan kontraksi di sektor swasta.

Advertisement

"Posisi ULN Februari 2025 juga dipengaruhi oleh faktor penguatan mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang global, termasuk Rupiah," ungkap Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Ramdan Denny Prakoso dalam keterangan resminya, Kamis (17/4/2025). 

Penurunan dan Alokasi Strategis Utang Pemerintah

Posisi ULN pemerintah turun tipis menjadi US204,7miliar dari US204,8 miliar di Januari 2025. Pertumbuhan tahunannya mencapai 5,1%, sedikit melambat dari 5,3% sebelumnya. 

Menurut Ramdan, penurunan ini dipicu oleh perpindahan dana investor nonresiden dari Surat Berharga Negara (SBN) ke instrumen lain akibat ketidakpastian pasar global.

Pemerintah tetap berkomitmen menjaga kredibilitas pembayaran utang dan mengelola ULN secara pruden. Sebagai bagian dari pembiayaan APBN, ULN digunakan untuk mendukung:

  • Sektor Kesehatan & Kegiatan Sosial (22,6%)

  • Administrasi Pemerintah & Pertahanan (17,8%)

  • Jasa Pendidikan (16,6%)

  • Konstruksi (12,1%)

  • Transportasi & Pergudangan (8,7%)

Hampir 99,9% ULN pemerintah berjangka panjang, menunjukkan struktur utang yang stabil.

Kontraksi Berlanjut di Utang Swasta

Sektor swasta mencatat ULN stabil di US$194,8 miliar, namun mengalami kontraksi pertumbuhan -1,6% (yoy), lebih dalam dari Januari 2025 (-1,3%). Kontraksi terjadi di:

  • Lembaga Keuangan (-2,2% yoy)

  • Perusahaan Non-Keuangan (-1,5% yoy)

Sementara sektor dominan dalam ULN swasta meliputi Industri Pengolahan; Jasa Keuangan & Asuransi; Energi (Listrik/Gas); dan Pertambangan.

Data mencatat, sebesar 76,5% ULN swasta berjangka panjang. Hal ini bisa memperkuat ketahanan ekonomi.

Struktur ULN Tetap Sehat, Rasio Terhadap PBD Turun

Rasio ULN terhadap PDB turun menjadi 30,2% (dari 30,3%), didukung dominasi utang jangka panjang (84,7% total ULN). Bank Indonesia (BI) dan Pemerintah terus memperkuat koordinasi untuk meminimalkan risiko dan menjaga stabilitas ekonomi.

Ramdan menegaskan, dengan pengelolaan yang hati-hati, ULN tetap menjadi instrumen penting untuk pembiayaan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.

Untuk data lengkap terkini dan metadata mengenai ULN Indonesia dapat diakses melalui publikasi Statistik Utang Luar Negeri Indonesia (SULNI) – Bank Indonesia dan Situs Kementerian Keuangan.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES