Ekonomi

Wamentan Sebut Skema Filial Atasi Gudang Bulog Penuh

Sabtu, 10 Mei 2025 - 09:40 | 5.55k
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono (Berbaju putih). (Foto: Adhitya Hendra/TIMES Indonesia)
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono (Berbaju putih). (Foto: Adhitya Hendra/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Pemerintah menerapkan skema filial sebagai solusi alternatif mengatasi keterbatasan kapasitas gudang milik Perum Bulog saat masa panen raya dan penyerapan gabah petani berlangsung..

Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menjelaskan, skema filial merupakan mekanisme di mana Bulog tetap membeli gabah petani, lalu gabah tersebut digiling oleh pihak ketiga. Beras hasil penggilingan tersebut kemudian disimpan di gudang milik mitra penggiling, bukan di gudang Bulog.

Advertisement

“Kan ini lagi ramai soal gudang, Presiden sudah perintahkan bangun gudang. Gudang Bulog penuh, sudah sewa gudang luar, masih penuh juga. Maka kita pakai skema yang kita sebut filial,” ujar Sudaryono saat kunjungan kerja di Balai Perakitan dan Pengujian Tanaman Industri dan Penyegar, Sukabumi, Jawa Barat, Jumat (9/5/2025).

Sebagai Kepala Dewan Pengawas Perum Bulog, ia menuturkan bahwa kebijakan ini muncul karena gudang Bulog, termasuk gudang sewaan, sudah tidak mampu menampung lonjakan volume hasil panen dari para petani.

Sudaryono menegaskan, tujuan utama penerapan skema filial adalah memastikan proses penyerapan gabah tetap berjalan dan harga di tingkat petani tidak jatuh. Ia menyampaikan bahwa Presiden Prabowo Subianto telah memberikan arahan tegas agar semua hasil panen petani dapat ditampung, tanpa terkendala fasilitas penyimpanan negara.

"Ini adalah keinginan Bapak Presiden (Prabowo Subianto) bagaimana hasil panen tidak boleh tidak ditampung, bagaimana petani yang panen tidak boleh harganya jatuh dengan cara mengantisipasi ini semua," ujar Wamentan.

Pemerintah saat ini sedang melakukan identifikasi terhadap lokasi-lokasi yang diperkirakan akan mengalami lonjakan panen dan membutuhkan gudang tambahan dalam waktu dekat.

Selain skema filial, pembangunan gudang baru juga tengah direncanakan secara terstruktur agar penanganan panen tahun ini maupun tahun-tahun mendatang tetap optimal.

Lebih lanjut, Sudaryono menyebut bahwa peningkatan produksi melalui berbagai program seperti pompanisasi, pipanisasi, dan optimalisasi lahan membuat negara harus siap dengan infrastruktur penyimpanan yang memadai.

"Mau tidak mau, suka tidak suka maka kita harus bangun gudang. Nah ini yang lagi diidentifikasi mana yang sudah urgen langsung kita bikin," ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Sudaryono mengungkapkan bahwa penyerapan gabah petani oleh Perum Bulog telah mencapai angka 2 juta ton setara beras. Dengan demikian, total cadangan beras pemerintah (CBP) yang dikelola Bulog kini mencapai 3,6 juta ton, termasuk stok tahun sebelumnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES