Ekonomi

Bulog Catat Stok Beras Tertinggi 57 Tahun, Didukung Anggaran Rp16,58 Triliun

Jumat, 23 Mei 2025 - 21:06 | 12.13k
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara (FOTO: antara)
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara (FOTO: antara)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengungkapkan bahwa pemerintah terus memperkuat stok beras nasional dalam program ketahanan pangan nasional melalui dua strategi utama: pengadaan beras oleh Bulog dan reformasi penyaluran pupuk bersubsidi. 

Hal tersebut disampaikan dalam Konferensi Pers APBN Kita di Jakarta, Jumat (23/5/2025).

Advertisement

Tahun 2025, Bulog mendapatkan alokasi anggaran sebesar Rp16,58 triliun untuk pengadaan beras dan komoditas setara. Hingga pertengahan Mei 2025, realisasi pembelian Bulog telah mencapai Rp15,15 triliun (91% dari target), dengan rincian:

  • Gabah: 1,46 juta ton (senilai Rp9,5 triliun)

  • Beras: 0,47 juta ton (senilai Rp5,65 triliun)

"Dan (pembelian) ini menyerap panen yang sekarang sedang berlangsung di masyarakat," jelas Suahasil.

Stok Beras Tertinggi dalam 57 Tahun

Saat ini, ungkapnya, stok beras Bulog mencapai 3,73 juta ton, angka tertinggi sejak 1968. Peningkatan stok ini didukung oleh lonjakan produksi beras nasional periode Januari-April 2025 yang tumbuh 25,7% dibandingkan tahun sebelumnya. 

Sektor pertanian pun mencatat pertumbuhan ekonomi lebih dari 10%, salah satu yang tertinggi di antara sektor lainnya. "Pertumbuhan ekonomi sektor pertanian kita terlihat pertumbuhan ekonomi yang sangat impresif di angka 10% lebih dan kita lihat bahwa ada hubungan antara produksi padi ini dengan penyaluran pupuk," tambahnya.

Reformasi Penyaluran Pupuk Bersubsidi

Pemerintah melakukan terobosan dalam penyaluran pupuk bersubsidi melalui Perpres No. 6/2025, yang menyederhanakan 145 regulasi terdahulu. Dengan perubahan ini, pupuk kini dapat disalurkan langsung ke kelompok tani tanpa hambatan birokrasi. "Sehingga, berkontribusi terhadap peningkatan produktivitas petani dan juga kesejahteraan para petani kita," tegas Suahasil.

Analisis Dampak Kebijakan

  1. Stabilitas Harga Beras: Stok melimpah mencegah gejolak harga, terutama jelang Ramadan dan Lebaran.

  2. Dukungan ke Petani: Pembelian gabah/beras oleh Bulog memberi kepastian pasar, sementara reformasi pupuk mengurangi biaya produksi.

  3. Efisiensi Anggaran: Penyaluran pupuk yang tepat sasaran meminimalisir kebocoran subsidi. 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES