Ekonomi

Dari Pra Tanam hingga Panen, Begini Strategi Dispertan Banyuwangi Kendalikan Hama Tikus

Rabu, 04 Juni 2025 - 15:40 | 16.29k
Para petani sedang menanam padi di persawahan Banyuwangi. (FOTO: Ikromil Aufa/TIMES Indonesia)
Para petani sedang menanam padi di persawahan Banyuwangi. (FOTO: Ikromil Aufa/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan) Banyuwangi, terus menggenjot pengendalian hama tikus sawah yang kerap merugikan petani. Dengan pendekatan terpadu sesuai fase pertumbuhan padi, Dispertan Banyuwangi memastikan serangan tikus dapat diminimalisir tanpa bergantung pada pestisida kimia berlebihan.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dispertan Banyuwangi, Ilham Juanda, mengatakan bahwa berdasarkan data hingga Bulan Mei 2025, luas serangan hama tikus di Bumi Blambangan mencapai 111,75 hektare, dengan areal waspada seluas 955,50 hektare.

Advertisement

pemerintah-7.jpg

“Menindaklanjuti hal tersebut, perlu adanya tindakan pengendalian hama tikus guna melindungi lahan pertanian dari serangan hama yang berpotensi merugikan petani serta mendukung pencapaian swasembada pangan,” kata Ilham, Rabu (4/6/2025).

Untuk mengoptimalkan hasil panen, Dispertan Banyuwangi menerapkan metode pengendalian hama tikus yang disesuaikan dengan setiap fase pertumbuhan padi. Di antaranya adalah:

1. Fase Pra Tanam

Sebelum penanaman, petani dianjurkan melakukan gropyokan atau perburuan massal guna menekan populasi tikus sejak awal.

Selain itu, dilakukan pengumpanan beracun, pelestarian musuh alami seperti ular, burung hantu, dan musang, pengemposan asap belerang, pemasangan Rumah Burung Hantu (Rubuha) serta sanitasi lingkungan.

2. Persemaian

Bibit padi yang masih rentan terhadap serangan tikus dilindungi melalui pemagaran plastik yang dikombinasikan dengan pengumpanan beracun serta gropyokan dan pengemposan asap belerang tetap diterapkan guna memastikan tikus tidak menginvasi area persemaian.

3. Tanaman Muda (Anakan Maksimal)

Pada fase ini, pengendalian hama semakin diperkuat. Pengumpanan beracun, sanitasi lingkungan tetap dijaga, dan pengemposan asap belerang dilakukan untuk mengurangi populasi tikus.

Dispertan juga menganjurkan pemagaran plastik serta pengaturan jarak tanam yang tidak terlalu rapat serta pemasangan Rubuha.

4. Tanaman Tua (Primordia Berbunga)

Pada fase Primordia Berbunga, ancaman hama tikus semakin meningkat, sehingga pemasangan perangkap bambu mulai dianjurkan.

Pengumpanan beracun dan pengasapan asap belerang terus digunakan, serta pemasangan Rubuha untuk menjaga pelestarian musuh alami.

5. Pematangan Bulir (Pengisian Bulir Panen)

Pada fase ini, berbagai metode yang telah diterapkan sebelumnya tetap dilanjutkan. Pengemposan asap belerang, pelestarian musuh alami, pemasangan perangkap bambu, serta pemasangan Rubuha tetap dipertahankan guna memastikan ekosistem tetap seimbang dan serangan tikus tidak kembali meningkat menjelang panen.

Salah satu anggota Kelompok Tani (Poktan) Gajah Tunggal, Desa Alasmalang, Kecamatan Singojuruh, Banyuwangi, Agus, mengaku merasakan perubahan drastis sejak penerapan strategi pengendalian hama tikus oleh Dispertan Banyuwangi.

“Sebelumnya, saya mengalami gagal panen total. Gak panen blas mas (tidak panen sama sekali),” kata Agus.

Namun, kini hasil pertanian milik Agus mulai membaik setelah mengikuti program pengendalian terpadu serta aktif mengikuti Gerakan Pengendalian (Gerdal) hama tikus yang diinisiasi Dispertan Banyuwangi.

“Alhamdulillah, kini saya bisa menikmati hasil panen. Mulai dari gropyokan hingga pemanfaatan burung hantu, semua metode yang diterapkan benar-benar membantu petani seperti saya dalam mengendalikan hama tikus,” ujarnya.

Dengan kombinasi metode tradisional seperti gropyokan dan pemanfaatan predator alami, serta strategi pemasangan perangkap dan Rubuha, taktik ini diharapkan dapat menjadi solusi jangka panjang bagi ketahanan pangan di Banyuwangi. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES