Terlanjur Sayang Gajah, Nicholas Saputra Sampai Bangun Villa di Tangkahan

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Aktor Nicholas Saputra mengaku sayang dengan satwa liar, terutama gajah. Hal itu juga tampak dari unggahannya soal gajah di akun instagram pribadinya @nicholassaputra.

Advertisement

Kecintaan Nicholas pada gajah dibuktikan dengan aktifnya aktor tampan ini dalam konservasi gajah di Unit Tanggap Konservasi (CRU) Tangkahan, Sumatera Utara.

Bahkan Nicolas juga sempat bekerja sama dengan Uni Eropa. Dia terlibat sebagai bintang utama di film dokumenter pendek berjudul Save Our Forest Giants yang berkisah tentang gajah-gajah di CRU Tangkahan.

Sejak kapan Nicholas jatuh cinta dengan gajah? Dilansir dari detik travel, Nicho kerap membantu lembaga swadaya masyarakat (NGO) saat tsunami Aceh 2005 silam.

Saat itu ia bisa melihat gajah secara langsung, Nicho langsung jatuh cinta pada mamalia besar itu. "Saat itulah, akhirnya saya bisa melihat gajah secara langsung. Matanya punya sesuatu, mereka gentle giant, besar dan sangat lembut dan resonan, nyambung aja," kata Nicholas seperti dikutip dari detik travel melalui IG Live dengan sineas Mira Lesmana beberapa waktu lalu. 

Lantas Nicho singgah ke Tangkahan di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL), Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Kawasan ini memang salah satu kantong habitat gajah sekaligus kawasan perlindungan gajah. 

Nicho pun akhirnya membangun villa di Tangkahan. Niat awalnya hanya mau membuat rumah untuk dirinya sendiri, namun akhirnya malah menjadi villa. 

"Jadi, sebenarnya sudah bolak-balik ke sana dari 2005. Ada sebuah komunitas ecotourism, tapi mereka sadar nggak bisa begini terus, alam pasti rusak, bagaimana cara untuk tetap hidup dan menjaga alam. Mereka menjadikan gajah untuk patroli agar tidak kemasukan gajah liar, karena gajah liar ini bisa merusak kebun keluarga. Rescue elephant itu ditaruh di beberapa posko dan salah satunya di Tangkahan," jelas pemeran Rangga dalam Film Ada Apa Dengan Cinta itu.

"Tahun lalu, setelah 15 tahun bolak-balik, bikin tempat di sana untuk tinggal. Tadinya buat sendiri, tapi kemudian kalau teman-teman ke sana bagaimana, akhirnya serius malah bikin vila dan sudah buka tahun lalu," imbuh Nicholas Saputra, penyayang gajah. Villa Nicho diberi nama Terrario. Sayang karena pandemi, ecotourism harus tutup. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.