Entertainment

Kesabaran Dewi Yull Mendidik Dua Orang Anak Istimewa Penyandang Tuna Rungu

Selasa, 22 Desember 2020 - 15:32 | 127.29k
Penyanyi senior Dewi Yull (Foto : Instagram @Dewi_Yull_Official)
Penyanyi senior Dewi Yull (Foto : Instagram @Dewi_Yull_Official)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Sungguh mulia perjuangan seorang ibu. Banyak kisah inspiratif bagaimana kesabaran seorang ibu berhasil mengantar kesuksesan putra putrinya meskipun penuh pengorbanan luar biasa. Kisah membesarkan dan mendidik anak dengan keterbatasan fisik (tuna rungu) salah satunya datang dari penyanyi senior Dewi Yull.

Kisah Dewi Yull dalam mendidik dan membesarkan anak memang patut mendapat acungan jempol. 

Advertisement

Dewi Yull memiliki empat orang anak dari pernikahannya dengan Ray Sahetapy yaitu (Almarhum) Gizca Puteri Agustina Sahetapy, Rama Putra, Panji Surya dan Mohammad Raya Sahetapy. Namun, dua di antaranya, Gizca dan Surya, penyandang tuna rungu (tuli).

"Merawat anak disabilitas memang penuh perjuangan yang berdarah-darah," ungkapnya saat mengisi acara pada Peringatan Hari Ibu di Gedung Negara Grahadi, Selasa (22/12/2020). 

Penyanyi bersuara emas ini mengisahkan masa-masa kecil keduanya. Bagaimana harus telaten mengajarkan komunikasi. 

"Saya pernah dilempar kaleng sampai berdarah, karena saat itu saya tidak memberi apa yang anak saya mau sebelum dia bisa menyebut satu kata dengan sempurna," kata Dewi Yull. 

Begitulah kesabaran Dewi Yull memberikan pendidikan agar putra putrinya bisa memahami bahasa verbal. Hingga akhirnya mereka perlahan bisa menyebut satu per satu nama benda yang ada di sekitarnya.

"Saat menyebut suatu benda ikuti juga dengan gerakan, misal shampoo, sabun, sapu karena karena memiliki akhiran yang sama," urainya. 

Waktu berlalu, anak-anaknya tumbuh di lingkungan pendidikan di Sekolah Luar Biasa (SLB). Di sela kesibukan mengurus anak, Dewi Yull tetap meluangkan waktu mengisi job menyanyi di beberapa tempat dan berhasil menorehkan sederet prestasi membanggakan. 

Bahkan ada kisah begitu menyentuh hatinya tatkala memboyong sebuah Platinum Award ke rumah karena lagunya laku 20 juta copy. 

"Saya bawa pialanya pulang, apa yang Gizca almarhumah bilang? Jangan sombong, Gizca nggak bisa dengar suara ibu," jelasnya seraya mengenang. 

Hal itu membuatnya tersadar. Bahwa semua hanya titipan. Berawal dari pengalaman tersebut, ia seperti tersentak mendapat peringatan begitu lembut dari Tuhan. Pada Tahun 2000, ia kembali mendapatkan penghargaan penyanyi rekaman dan album duet terbaik. Saat itu Surya berusia 7 tahun. 

"Saya tidak bisa berkata-kata. Saya pulang ke rumah saya takut dikatai lagi. Oke, tidak boleh bangga lagi ya. Dua anak ibu tidak bisa dengar," imbuhnya. 

"Itulah salah satu pengalaman saya yang ingin saya bagikan bagi ibu yang memiliki anak dengan keterbatasan fisik, jangan merasa patah, jangan pernah merasa sedih, jangan pernah merasa sebagai orang yang dihukum oleh Allah. Tapi jadikan sebuah kekuatan bahwa kita dipercaya Allah membesarkan dan mengasihi anak luar biasa," paparnya. 

Setelah kepergian Gizca, Dewi Yull masih terus berjuang membesarkan Surya. Ia memiliki mimpi besar mengantar putranya meraih pendidikan tinggi seperti anak-anak lain. 

Pada masa kecil, Surya menempuh pendidikan di bangku Sekolah Luar Biasa. Namun Dewi Yull tak hanya menyerahkan pendidikan putranya pada sekolah. Ia terus mendampingi sang putra dan selalu memberikan semangat kepada anaknya tersebut.

"Ibu tidak hanya bisa mengandalkan mendidik anak kepada guru, memang butuh pengorbanan lebih besar," ujarnya. 

Surya tumbuh menjadi sosok yang kuat hingga kerap membanggakan orang tuanya dengan prestasi-prestasi yang dicapainya. Bahkan pada Mei lalu, Surya kembali membanggakan sang Ibu lantaran berhasil lulus dari salah satu universitas di New York.

Surya berhasil lulus dari salah satu universitas di New York dengan predikat gelar cum laude atau lulus dengan pujian.

Surya Sahetapy diketahui telah menempuh pendidikan jenjang Diploma di Rochester Institute of Technology New York. Kini, putra Dewi Yull yang tuna rungu itu, tengah menyelesaikan skripsi untuk mendapatkan gelar Sarjana.(*) 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES