Entertainment

Wajib Nonton! Film Yuni Angkat Perjuangan Perempuan Melawan Budaya Patriarki

Sabtu, 18 Desember 2021 - 18:51 | 103.07k
Arawinda Kirana tokoh utama film Yuni meraih penghargaan Pemeran Utama Perempuan Terbaik dalam ajang Piala Citra Festival Film Indonesia 2021. (Sumber : Instagram fourcoloursfilm)
Arawinda Kirana tokoh utama film Yuni meraih penghargaan Pemeran Utama Perempuan Terbaik dalam ajang Piala Citra Festival Film Indonesia 2021. (Sumber : Instagram fourcoloursfilm)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTAYuni (2021) merupakan film garapan Kamila Andini yang mengangkat isu ketidaksetaraan gender akibat budaya patriarki. Tayang sejak 9 Desember 2021, film ini dikemas secara sederhana dengan realitas eksplisit yang mudah dipahami. Film berdurasi 120 menit ini akan mengajak Anda untuk melihat Yuni (Arawinda Kirana) dalam perjuangannya melawan budaya patriarki.

Film Yuni menggambarkan kisah sekumpulan perempuan muda yang tinggal di pinggiran kota yang kental dengan kepercayaan akan mitos dan tradisi serta akses informasi yang kurang memadai. Hal ini menyiratkan kondisi perempuan di daerah yang tidak mengetahui bahwa mereka memiliki pilihan karena terbelenggu kepercayaan sebagian kecil masyarakat. 

Advertisement

Yuni dikisahkan sebagai sosok perempuan cerdas yang berambisi untuk mendapatkan beasiswa dan ingin melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Hingga suatu ketika Yuni menolak lamaran dari seorang lelaki yang tidak ia kenal. Keingininan Yuni pun terbentur dengan kepercayaan disekitar tempat tinggalnya bahwa pamali bagi seorang perempuan untuk menolak lamaran karena akan menimbulkan malapetaka.

Terinspirasi dari kisah nyata, film ini mengemas realitas isu ketidakadilan perempuan yang jarang diangkat dalam dunia perfilman. Digambarkan Yuni dituntut untuk memenuhi ekspektasi lingkungan yang berlandaskan budaya patriarki. Hal ini merujuk pada masih adanya anggapan bahwa perempuan tidak penting berpendidikan tinggi. Tugas perempuan hanya sebatas “kasur, dapur, dan sumur”. 

Adapun ketidakadilan yang coba diangkat yaitu hak pendidikan dan stereotype perempuan hanya mengurus rumah tangga sedangkan laki-laki bebas kemana saja. Hal ini dibingkai melalui kisah teman Yuni yang harus berhenti sekolah untuk menikah dan menjadi korban pernikahan dini. 

Tidak hanya membahas isu kesetaraan gender tapi film ini juga berhasil mengangkat isu pendidikan seks, pernikahan dini hingga isu keperawanan. Film ini berhasil menyiratkan pandangan bahwa keperawanan merupakan “harga diri” seorang perempuan.  Hal ini digambarkan melalui seorang laki-laki yang rela memberikan hartanya apabila Yuni masih perawan ketika malam pertama pernikahan. 

Yuni (Arawinda Kirana) menjadi sosok yang dapat membuka mata Anda terkait realita diskriminasi kehidupan perempuan di beberapa daerah di Indonesia. Yuni menjadi representasi bagi perempuan yang suaranya terbungkam karena tekanan sosial. Semoga kisah Yuni dapat menjadi inpirasi bagi perempuan Indonesia untuk dapat terus memperjuangkan keadilan dan kebebasannya. Saksikan kisah Yuni di Bioskop kesayangan Anda. 

Sebagai informasi Film Yuni (2021) telah menuai banyak penghargaan dalam ranah nasional maupun internasional. Penghargaan tersebut diantaranya Piala Citra untuk kategori Pemeran Utama Perempuan Terbaik, Silver Hanoman di Jogja-NETPAC Asian Film Festival 2021, dan penghargaan Platform Prize di Festival Film Internasional Toronto 2021

Dikabarkan pula bahwa Film Yuni resmi terpilih untuk berlaga pada ajang Piala Oscar ke-94 dalam kategori The International Feature Film Award. Hal ini sesuai dengan keputusan Komite Seleksi Oscar Indonesia. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES