Entertainment

Malam Anugerah Madiun Film Festival Sukses, Hanung: Tidak Boleh Berhenti Sampai di Sini

Sabtu, 12 November 2022 - 23:23 | 112.99k
Hanung Bramantyo berfoto bersama para panitia MFF. (FOTO: Aditya Candra/TIMES Indonesia)
Hanung Bramantyo berfoto bersama para panitia MFF. (FOTO: Aditya Candra/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MADIUN – Malam Anugerah Madiun Film Festival (MFF) yang diadakan di Bakorwil Madiun, Jalan Pahlawan, Kota Madiun, Jawa Timur, Sabtu (12/11/2022) sukses digelar. 

Hal itu dibuktikan dengan banyaknya antusiasme dari penonton menyaksikan karya dari 5 film nominasi terbaik bersama salah satu sutradara terbaik Indonesia, Hanung Bramantyo. 

film-bersama-Hanung-Bramantyo.jpgMasyarakat yang menyaksikan film bersama Hanung Bramantyo di Bakorwil Madiun. (FOTO: Aditya Candra/TIMES Indonesia)

Kepada TIMES Indonesia, Hanung Bramantyo mengatakan, film buatan sineas-sineas yang ada di Madiun ini memiliki potensi besar di dalam bidang perfilman, karena dalam segi hasil karya filmnya sudah cukup bagus. 

"Tadi saya lihat dari film 5 terbaik itu ada yang potensi besar ke depannya, terutama yang dapat penghargaan tadi dengan film judul Melek dan Surup," ujarnya. 

Menurutnya, para peserta yang tergabung dalam MFF telah banyak mengakses film pendek, itu terlihat dari pembuatan angle yang dipilih dan pembuatan skenarionya. 

"Saya yakin mereka sudah banyak mengakses film pendek untuk referensi, dan itu sekarang cukup mudah diakses. Ada youtube dan sosial media lainnya," terangnya. 

Nahnu-Anshorulloh.jpgNahnu Anshorulloh saat menerima penghargaan cinematography terbaik dari Wakil Wali Kota Madiun, Inda Raya Ayu Miko Saputri. (FOTO: Aditya Candra/TIMES Indonesia)

Sementara itu, Wakil Wali Kota Madiun, Inda Raya Ayu Miko Safitri menambahkan, film karya sineas-sineas yang tergabung dalam MFF ini cukup baik, terlihat dari cara pengambilan gambar, penulisan skenario dan venuenya. 

"Keren banget hasil karyanya, ternyata Kota Madiun bisa sebegitu indah ketika difilmkan oleh orang yang tepat. Terutama yang sudah tergabung dalam MFF ini, karena pasti sudah dimentoring ketika mengikuti workshop dari MFF," tururnya. 

Di sisi lain, Nahnu Anshorulloh, peraih cinematography terbaik asal Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun, mengaku film Melek yang dikerjakannya memang difokuskan kepada transformasi digital yang dikemas dalam komedi. 

"Judul film Melek yang artinya melek atau transformasi digital dan orang jawa itu kan tidak boleh tidur sewaktu magrib. Ceritanya ada tiga anak ini sewaktu main petak umpet sewaktu magrib dan menemukan sebuah puzzle, nah ada yang mencari melalui peta dan google map," tutur sineas yang tergabung dalam Madiun Film Festival tersebut. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES