Entertainment

Pesan Kesetaraan Gender Lewat Film Hati Suhita

Senin, 22 Mei 2023 - 21:35 | 304.49k
Nung Khilma Anis (tengah) bersama pemeran film Hati Suhita. (Foto: Totok Hidayat/TIMES Indonesia)
Nung Khilma Anis (tengah) bersama pemeran film Hati Suhita. (Foto: Totok Hidayat/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTAFilm Hati Suhita yang diangkat dari novel dengan judul yang sama, akan memberikan warna baru bagi dunia perfilman Indonesia. Film ini mengangkat tema kesetaraan gender dengan latar kehidupan di pondok pesantren.

Hal ini disampaikan Ning Khilma Anis selaku penulis novel Hati Suhita pada pers conference usai pemutaran film, Senin (22/5/2023). Mengambil lokasi di sebuah Mall di Yogyakarta, acara juga dihadiri para pemeran film produksi Starvision ini. Antara lain Oemar Daniel, Nadya Arina, dan Anggika Bolsterli. 

Pesan kesetaraan gender, hadir lewat tokoh Alina Suhita yang diperankan Nadya Arina. Wanita yang dinikahi Gus Biru yang diperankan Oemar Daniel, tanpa didasari rasa cinta. Pernikahan mereka hanya untuk memberikan kebahagiaan kepada orang tuanya. Pimpinan sebuah Pondok Pesantren di Jawa Timur.

Diceritakan, dalam pernikahan mereka sejak malam pertama belum pernah melakukan hubungan layaknya suami istri. Kondisi ini tidak lepas dari rasa cinta Gus Biru yang besar kepada mantan pacarnya Ratna Rengganis yang diperankan Anggika Bolsterli. Cinta pertama yang sangat sulit untuk dilupakan, meski sudah memiliki istri.

Pasang surut hubungan keluarga muda ini menjadi topik utama dalam film Hati Suhita. Sampai akhirnya Alina Suhita berani mengambil sikap untuk meminta cerai, serta pergi meninggalkan Gus Biru. Kondisi ini sempat dimanfaatkan oleh Dharma temannya saat SMA yang diperankan Ibrahim Risyad.

Sempat goyah terhadap sikap Dharma yang simpatik, namun akhirnya Alina Suhita kembali bersatu dengan Gus Biru, setelah menjemput ke rumah kakeknya. Gus biru menyatakan cinta dan melupakan Ratna Rengganis untuk memulai kehidupan rumah tangga yang bahagia.

Dengan durasi 120 menit gambar yang ditampilkan sangat beragam sehingga mampu menghindari kebosanan. Pengambilan gambar yang dilakukan sekitar 50 hari dan mengambil lokasi di 8 kota meliputi Jakarta, Bogor, Kediri, Malang, Klaten, Kudus, Salatiga dan Yogyakarta. Film Hati Suhita ini juga menampilkan landmark yang belum banyak dikenal masyarakat, seperti Waduk Trenggalek.

Meski berlatar belakang kehidupan di pondok pesantren, namun alur cerita film Hati Suhita tidak membosankan. Film ini dibumbui adegan dan dialog yang lucu khususnya lewat tokoh Haruna sahabat karib Alina Suhita yang diperankan Devina Aureel. Haruna diceritakan memiliki karakter cuek dan ceplas ceplos. 

"Tidak terdapat tokoh antagonis dalam film Hati Suhita, semua konflik muncul dari kondisi yang antagonis," tegas Ming Khilma Anis. 

Semua pemeran film Hati Suhita dipilih berdasarkan usulan dari pembaca novel dengan harapan benar - benar sesuai dengan karakter pada novel. Sehingga cukup dengan menonton film, sudah dapat mengetahui isi novel.

Kegiatan pembelajaran yang modern di pondok pesantren ditampilkan secara utuh dalam film ini. Selain untuk lebih memperkenalkan kehidupan di pondok pesantren, film ini sekaligus memperkenalkan industri film kepada santri agar tertarik menggeluti dunia sinema.

Bagi para pemeran, film Hati Suhita memberi pengalaman baru. Para pemain belum mengetahui kehidupan di pondok pesantren. Kondisi ini sedikit memunculkan kendala. Selain itu, beberapa dialog yang menggunakan bahasa jawa timuran juga menjadi tantangan pemain. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES