Peduli Rawat Kesenian Jawa, Dalang Cilik Kudus Adu Bakat di Hari Wayang Nasional
TIMESINDONESIA, KUDUS – Delapan bocah unjuk kebolehan memainkan lakon wayang dalam Festival Dalang Cilik memeriahkan Hari Wayang Nasional di Kabupaten Kudus tahun 2023. Agenda festival ini untuk mensupport kesenian wayang kulit, mengingat pihak UNESCO telah menetapkan kesenian asli Indonesia ini sebagai salah satu warisan budaya dunia.
Lomba yang diinisiasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kudus Jawa Tengah ini, digelar di Taman Budaya Sosrokartono, Kecamatan Bae, Kudus, Sabtu (11/11/2023). Delapan dalang cilik unjuk kebolehan memainkan sejumlah lakon dengan sangat apik dihadapan 3 juri.
Advertisement
Ketiga juri yang dihadirkan antara lain Margono yang merupakan dalang dari Sanggar Wayang Gogon Surakarta. Kemudian Bambang Widiarto dan Ki Agung Bangun Prabowo Saputro, yang merupakan dalang dan pegiat seni di Kudus.
“Kegiatan ini untuk memberikan semangat dan mendorong adik-adik untuk bisa mengekspresikan bakatnya di kesenian wayang kulit. Sehingga mereka lebih mencintai budayanya,” ujar Mutrikah selaku Kepala Disbudpar Kabupaten Kudus, disela sela melihat pertunjukan festival wayang kulit.
Menurut Mutrikah, anak-anak saat ini banyak dipengaruhi oleh gawai. Karena itu, festival dalang cilik menjadi media penting untuk menanamkan cinta budaya daerah kepada anak sejak dini.
“Festival ini untuk melihat dari dekat seberapa minat dan bakat adik-adik kita (dalang cilik), sehingga ke depan bisa kita programkan dan diadakan pembinaan,” katanya.
Sementara itu, delapan dalang cilik yang unjuk kebolehan yakni Fahmi Tsaqif Danawi. Ia memerankan lakon Lahire Gatotkaca, Muhammad Tegar Maulana dengan peran Shinta Ilang, Fersanino Adelio Fawwaz memerankan lakon Wisanggeni Lahir, hingga Ahmad Tino Muzaqi dengan lakon Minak Jinggo Leno.
Fahmi Tsaqif Danawi, merupakan siswa SMPN 2 Jekulo. Diusianya yang baru menginjak 13 tahun, ia sudah tertarik menekuni dunia perwayangan sebagai dalang cilik.
Bahkan untuk bisa mengikuti festival wayang pada tahun ini, Fahmi mengaku membutuhkan waktu sekitar 20 hari untuk berlatih. Tentunya agar ia lancar dan lincah memainkan setiap tokoh wayang yang ditampilkan.
“Ceritanya itu sadis terus ada serunya. Kalau bergabung dan berlatih seni wayang, baru tahun ini sejak Mei tahun 2023 lalu,” kata Fahmi.
Fahmi mengaku gemar menekuni dalang cilik, untuk ikut melestarikan budaya Jawa. Ia pun sampai ikut bergabung dalam sanggar pedalangan, tentunya agar bisa memaksimalkan potensi dan talentanya di seni pewayangan.
“Dalam keluarga saya memang tidak ada yang pernah menjadi dalang, namun mbah saya adalah pemain ludruk,” ungkap pelajar kelas VII SMPN 2 Jekulo.
Fahmi mengaku kenal wayang sejak usia TK karena seringnya diajak nonton wayang oleh kakek. Ia kini aktif belajar mendalang di Sanggar Budaya Laras PO Haryanto.
Dalang cilik ini berkeinginan keras belajar dalang untuk meneruskan dan merawat warisan budaya Indonesia berupa wayang kulit. Sedangkan tokoh pewayangan panutannya yakni Wisanggeni. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Faizal R Arief |
Publisher | : Sholihin Nur |