Entertainment

Kesuksesan Film Exhuma Picu Protes dari Sutradara Lain

Minggu, 10 Maret 2024 - 01:15 | 482.86k
Exhuma, film horor Korea yang sukses.
Exhuma, film horor Korea yang sukses.
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTAExhuma menjadi film yang paling banyak dibicarakan saat ini. Film bergenre horor itu tak hanya sukses besar di Korea Selatan, namun juga di beberapa negara lainnya termasuk Indonesia. 

Film ini sukses mengawinkan sejarah Korea-Jepang dengan tradisi ritual pengusiran roh yang masih eksis hingga kini. 

Advertisement

Kritikus film Korea ramai-ramai memuji film ini yang berbeda dengan film horor lainnya. Alih-alih mengedepankan jump scare untuk 'ngagetin' penonton, film ini disajikan dengan cara yang 'halus' namun tetap mengerikan. 

Demikian dengan alur yang menarik, membuat penonton tak bosan menantikan akhir dari perjuangan para dukun dan ahli fengshui memburu roh jahat. 

Sayangnya suksesnya film ini justru mendapat protes dari sutradara lainnya. Ia adalah Kim Deug Young, sutradara film dokumenter The Birth of Korea. Di SNS (media sosial Korsel) dia menuliskan film ini mempromosikan sentimen anti-Jepang dengan memadukan praktik tradisional Korea seperti geomansi dan perdukunan dengan narasi pendudukan Jepang. 

Memang, Exhuma menceritakan dukun dan ahli fengshui yang memburu siluman yang merupakan mantan Jenderal Jepang yang dulu menjajah Korea. 

xxxx

Konten ini mengandung spoiler!

Dua dukun asal Korea Selatan bernama Hwa Rim dan Bong Gil. Ia mendapat pekerjaan untuk mengusir roh yang mengganggu keluarga Korea yang tinggal di Jepang. 

Setelah dianalisa, rupanya keluarga itu diganggu oleh leluhurnya sendiri. Hwa Rim dan Bong Gil memutuskan untuk merelokasi makam sang leluhur dibantu oleh penggali kubur dan ahli fengshui. Rupanya di makam itu terdapat 'makam' lainnya.

Namun makam itu berbeda sebab peti mati dikubur secara vertikal. Karena rasa penasaran, mereka mengangkatnya. 

Belakangan diketahui isi peti mati yang diikat dengan kawat berduri itu adalah siluman dengan wujud Jenderal panglima perang Jepang yang disebut Shogun. Karena kekalahan saat perang, sang Jenderal harus dipenggal kepalanya. Tubuhnya kemudian dipasang pasak besi oleh biksu asal Jepang bernama Gisune atau Murayama. 

Kisah nyata?   

Konon setelah kalah perang, para biksu di Jepang memasang pasak besi di beberapa titik di Korea, khususnya di area pegunungan. Pasak besi itu dipasang sebagai bentuk invasi fengshui Jepang. Hal itu dipercaya mendatangkan petaka bagi Korea. 

Banyak orang Korea yang percaya bahwa pasak besi itu memang benar-benar ada. Meski telah dilakukan pencarian tidak pernah ditemukan pasak besi berbau mistis itu. Sebagian warga yakin, pasak besi itu lah yang membuat Korea terbelah (Utara dan Selatan).

Di luar konteks tersebut, nyatanya film Exhuma menjadi film horor yang sukses. Di Indonesia, film ini juga meraup untung berlimpah bahkan melampaui Parasite.

Exhuma menjadi debut Lee Do Hyun di layar lebar. Selain itu film ini dibintangi aktor chungmuro Choi Min Sik dan Yoo Hae Jin serta aktris cantik Kim Go Eun. Exhuma masih tayang di bioskop Indonesia. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES