Entertainment

Komitmen Nuanu Tunjukan Inovasi Seni Indonesia Melalui Program Residensi Seniman

Senin, 25 Maret 2024 - 18:11 | 30.58k
Kurator seni Ignatia Nilu saat menjabarkan masing-masing karya seni yang akan dipamerkan di Nuanu Juli 2024 nanti. (FOTO: Susi/TI)
Kurator seni Ignatia Nilu saat menjabarkan masing-masing karya seni yang akan dipamerkan di Nuanu Juli 2024 nanti. (FOTO: Susi/TI)

TIMESINDONESIA, BALI – Menjelang dibukanya Nuanu pada Juli 2024 nanti, Nuanu menghadirkan Pameran bertajuk 'Adicitta Buana' yang dikuratori Ignatia Nilu yang telah menjadi mentor bagi 8 seniman Indonesia selama 2 bulan program residensi di Nuanu.

Pameran Residensi Seni ini menunjukkan komitmen Nuanu mendalam terhadap lanskap seni Bali dan Indonesia. Adapun seniman-seniman yang berpartisipasi diantaranya adalah Aditya Wisesha, Alfiah Rahdini, Dhoni Yudhanto, I Gusti Ngurah Diva Naya, Koko Sondaka, Octo Cornelius Tri Andriatno, Tempa (Putud Utama & Rara Kuastra), dan Wisnu Ajitma.

Advertisement

Delapan karya seni mereka akan menjadi instalasi permanen di Eco Path, sebuah bantaran sungai di Nuanu yang menawarkan pengalaman mendalam bagi pengunjung yang memperlihatkan simbiosis antara seni dan alam di dalam ekosistem hutan.

Disebutkan Nilu, program residensi seni ini merupakan wujud komitmen Nuanu terhadap warisan seni Indonesia yang kaya dan sekaligus bentuk dedikasi Nuanu untuk menumbuhkan bakat-bakat lokal.

"Dengan menyediakan wadah bagi seniman untuk berekspresi dan berproses kreatif, Nuanu bertujuan memperkuat keberadaan mereka sekaligus mempromosikan keberadaan mereka dan menggaungkan suara seniman-seniman ini ke dunia global," paparnya, Selasa (25/3/2024).

Nilu menjelaskan bahwa residensi ini menawarkan kesempatan unik bagi seniman untuk mendalami tema perubahan ekologi, hubungan manusia dengan alam, dan kemajuan teknologi.

"Sepanjang program residensi ini, seniman-seniman yang terpilih terlibat dalam diskusi multidisiplin dan bereksperimen dengan praktik pembuatan seni berkelanjutan, menciptakan karya seni yang menyatu dengan ruang alam sambil melakukan interaksi dan dialog dengan lingkungan sekitar," jelasnya.

Ia juga mengaku sangat senang bisa terlibat dan mempersembahkan Program Residensi Seni pertama di Nuanu ini. 

Nuanu mencoba menemukan format pembelajaran budaya yang fokus pada pengembangan ide dan praktik seni dengan visi sosio ekologis yang inovatif.

"Terinspirasi oleh Bali sebagai entitas budaya, kami memperluas apa yang menjadi hubungan manusia-alam sebagai gagasan inti eksplorasi artistik. Mendefinisikan kembali apa yang disebut lingkungan di luar batas adalah Adicitta (arah) kami memikirkan kembali alam. Kami membutuhkan lebih banyak dukungan untuk kelangsungan ekosistem seni di Indonesia, seperti yang kami dapatkan dari Nuanu," kabarnya.

Seniman tertua Koko Sondaka yang kini beranjak di usia 69 tahun yang terlibat di Program Residensi ini, menceritakan pengalaman Residensi Seni Nuanu telah memberi inspirasi.

"Inisiatif ini memungkinkan saya terhubung dengan sesama seniman, bertukar ide, dan mendorong kreativitas saya. Dukungan Nuanu City untuk bakat lokal sangat jelas, dan saya bersyukur atas kesempatan ini. Saya membayangkan masa depan di mana inisiatif seperti ini berkembang, membina komunitas seni yang bersemangat," katanya.

Terletak di Bali, Nuanu terus berkembang sebagai kota kreatif, menawarkan tempat perlindungan bagi seniman untuk menjelajahi, menciptakan, dan berkembang.

Melalui Program Residensi Seni, Nuanu tetap berkomitmen untuk menumbuhkan lanskap seni dan budaya Bali dan Indonesia. Pameran seni ini akan dibuka untuk publik mulai Juli 2024.

Sergey Solonin, Pendiri Nuanu mengatakan bahwa salah satu misi utama Nuanu sebagai kota kreatif adalah menjadi wadah pendukung bagi seniman dari semua disiplin, memastikan mereka merasa dihargai, diakui, dan diberdayakan untuk menjelajahi kreativitas mereka secara bebas.

"Program ini tidak hanya menawarkan platform untuk ekspresi artistik tetapi juga berusaha untuk memahami dan mengatasi tantangan, kebutuhan, dan aspirasi seniman di wilayah ini," katanya.

Program Residensi Seni Nuanu kali ini memilih delapan seniman Indonesia berbakat dari berbagai latar belakang. Setiap seniman tersebut menerima dana sebesar Rp 100 juta, bersama dengan akomodasi dan berbagai akses ke ekosistem Nuanu.

Setelah dua bulan program residensi berjalan, seniman-seniman ini menghasilkan karya-karya luar biasa yang dipamerkan di Eco Path Nuanu. (Susi/TI Bali)

 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES