Entertainment

Dian Sastrowardoyo dan Putri Marino Rayakan Hari Kebaya Nasional Lewat Film 

Kamis, 25 Juli 2024 - 10:25 | 38.84k
Dian Sastrowardoyo dalam film pendek Kebaya Kala Kini
Dian Sastrowardoyo dalam film pendek Kebaya Kala Kini
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Dua artis cantik Indonesia Dian Sastrowardoyo dan Putri Marino merayakan Hari Kebaya Nasional dengan merilis film pendek. 

Berjudul Kebaya Kala Kini berdurasi tak sampai 10 menit itu menampilkan perempuan Indonesia yang tampak ayu mengenakan kebaya. Film tersebut memang mengenalkan berbagai jenis kebaya dan kain batik. 

Advertisement

Film itu disajikan dengan latar waktu yang berbeda-beda, masa lalu dengan segala budaya dan tradisinya dan di masa kini dengan teknologi canggih. 

Menariknya Dian Sastrowardoyo dan Putri Marino sebagai pemeran utama memerankan beberapa karakter sekaligus. 

Film yang disutradarai Bramsky ini dapat ditonton di YouTube IndonesiaKaya. 

Kebaya

Dian-Sastrowardoyo-b.jpg

Kebaya merupakan pakaian tradisional Jawa, yang kemudian menjadi pakaian nasional. Dilansir dari buku Nusa Jawa Silang Budaya: 2 Jaringan Asia, kebaya mulai dipakai perempuan Jawa pada abad ke-15.

Sebelumnya, perempuan di Jawa menggunakan kain dengan motif batik atau disebut jarik untuk menutup dari bagian dada hingga ke bawah. 

Dalam filosofi Jawa, kebaya menyimbolkan kepatuhan, kehalusan, dan tindak tanduk wanita yang lembut dan anggun.

Fakta menariknya, kata kebaya itu berasal dari bahasa Arab. Denys Lombard, pada bukunya menuliskan kebaya berasal dari bahasa Arab yaitu kata Kaba yang artinya pakaian. Lalu orang Portugis yang sempat menjajah Indonesia menyebutnya dengan cabaya. Hingga akhirnya menjadi kebaya. 

Dian-Sastrowardoyo-c.jpg

Sedangkan menurut Ria Pentasari dari buku Chic In Kebaya, nama pakaian ini berasal dari tiga bahasa, yaitu Arab, Portugis dan China. Orang Arab menyebut Habaya, yang artinya pakaian labuh dengan belahan depan. Portugis menyebutnya Cabaya. Pakaian ini juga diadaptasi dari pakaian perempuan China pada masa kekaisaran Ming. 

Baju kabaya pun menjadi pakaian favorit noni Belanda kala zaman perjuangan dulu. Namun mereka tak menggunakan bahan kain mori seperti warga lokal, tapi kain kebaya yang dipilih adalah katun premium bahkan sutra. 

Kini kebaya diproduksi dengan berbagai bahan kain, mulai choffon, tule, brokat dan sebagainya. Demikian juga dengan modelnya, ada berbagai macam. Ada kebaya kutubaru, encim, hingga kebaya janggan yang popularitasnya kembali meningkat karena film Gadis Kretek yang diperankan oleh Dian Sastrowardoyo. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES