Film Perjuangan Kemerdekaan Indonesia Paling Ikonik, Wajib Nonton

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Setiap bulan Agustus menjadi bulan istimewa bagi rakyat Indonesia. Karena di bulan ini Indonesia merdeka. Banyak cara untuk memperingati kemerdekaan Indonesia, salah satunya dengan film.
Film bertema perjuangan banyak jumlahnya, namun hanya ada beberapa yang ikonik hingga dikenang hingga saat ini.
Advertisement
Berikut ulasan film perjuangan paling ikonik
Tjoet Nya' Dhien
Film lawas yang tayang tahun 1988 ini menjadi salah satu film perjuangan yang paling ikonik. Tjoet Nya' Dhien dibintangi oleh Christine Hakim ini mengisahkan perjuangan pahlawan perempuan asal Aceh bernama Tjoet Nya' Dhien.
Film kolosal ini menampilkan pertempuran sengit Tjoet Nya' Dhien bersama pasukannya memukul mundur pasukan Belanda yang ingin menduduki Aceh. Dhien, yang merupakan istri dari Teuku Umar turut turun ke medan perang.
Semangat juang Dhien makin menjadi, saat sang suami ditangkap oleh Belanda karena ada mata-mata yang mengkhianatinya.
Meski dalam kondisi yang tidak fit karena usia dan kesehatan, tapi Dhien terus berjuang sampai titik darah penghabisan.
Erros Djarot yang duduk dikursi sutradara berhasil membawa film Tjoet Nya' Dhien memenangkan Piala Citra sebagai Film terbaik dalam Festifal Film Indonesia tahun 1988.
Sultan Agung
Berjudul lengkap Sultan Agung: Tahta, Perjuangan dan Cinta disutradarai oleh Hanung Bramantyo juga menjadi film perjuangan yang ikonik.
Film ini mengangkat kehidupan dan perjuangan Kerajaan Matara Islam di bawah Sultan Agung Hanyakrakusuma.
Sultan Agung dikenal sebagai Raden Mas Rangsang. Sebelum dinobatkan sebagai raja, Sultan Agung merupakan pemimpin terbesar Kesultanan Mataram Islam yang berpusat di Kotagede, Yogyakarta.
Kesultanan Mataram Islam turut berjuang untuk mengusir Belanda dari Nusantara. Terlebih di bawah kepemimpinan Sultan Agung yang dikenal gagah, cerdas, pemberani sekaligus memiliki kemampuan bela diri yang mumpuni.
Dalam film ini ia tak hanya melawan penjajah Belanda, namun juga harus memberangus para pengkhianat yang menjadi mata-mata untuk pihak VOC.
Jenderal Soedirman
Dibintangi oleh Adipati Dolken, film biografi ini mengisahkan perjuangan Jenderal Soedirman.
Meski dalam kondisi yang tidak sehat, ia terus bergerilya keluar masuk hutan untuk mengecoh pasukan Belanda.
Jenderal Soedirman sengaja melakukan perang gerilya sebagai taktik supaya TNI secara perlahan dapat masuk kota dan berhasil merebut kembali Yogyakarta dari Belanda.
Jenderal Soerdirman dan pasukannya melakukan gerilya sekitar tujuh bulan lamanya. Dalam kondisi sakit dan kekurangan bahan pangan, mereka terus berjalan.
Sang Kiai
Film Sang Kiai mengambil latar tahun 1947 saat Agresi Militer Belanda. Menceritakan tentang KH Hasyim Asyari yang ditangkap Jepang. Para santri langsung bergerak melawan Belanda.
Mereka bertekad ke Surabaya bergabung dengan Bung Tomo untuk membantu perjuangan melawan Belanda. Mereka juga menuntut supaya sang Kiai dibebebaskan.
Adegan paling ikonik adalah saat Harun melempar bom ke mobil Brigadir Jenderal Aubertin Walter Sothern Mallaby.
Soekarno: Indonesia Merdeka
Siapa tak kenal dengan Soekarno, sang Proklamator. Sukarno kemudian diangkat menjadi film perjuangan yang nggak boleh terlewatkan.
Film yang dibintangi Ario Bayu ini menceritakan sosok Soekarno yang semasa kecilnya bernama Kusno.
Kusno merupakan bocah ingusan yang sakit-sakitan. Hingga kedua orangtuanya mengganti nama menjadi Soekarno.
Ia menjadi pria bermartabat, cerdas sekaligus tegas. HIngga di usianya ke 24 tahun ia memekikkan kata "Kita harus merdeka sekarang!" dengan penuh semangat.
Film ini menceritakan perjuangan dan langkah politis Soekarno dan kawan-kawannya hingga berhasil memproklamasikan Indonesia merdeka.
Buya Hamka
Film perjuangan yang ikonik selanjutnya adalah Buya Hamka. Film yang terbagi menjadi tiga volume itu mengisahkan perjuangan Buya Hamka, seorang penulis sekaligus jurnalis yang melawan keras segala bentuk penjajahan.
Ia pernah ditangkap oleh Jepang, bahkan dipenjara karena kesalahpahaman pemerintah.
Buya Hamka juga sempat menjalani gerilya, untuk menhindari serangan pasukan Belanda. Dalam gerilyanya itu, ia terus berdakwah.
Film menjadi film dengan biaya produksi terbesar yang mencapai Rp70 miliar.
Jadi film perjuangan kemerdekaan mana yang sudah kamu tonton TIMES Lovers? (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Dhina Chahyanti |
Publisher | : Rizal Dani |