Entertainment

Duta Seni Poltekesos Bandung 2024, Putri Amanda Bicara Urgensi Pelestarian Tari Tradisional

Jumat, 20 Desember 2024 - 14:08 | 21.22k
Duta Seni Poltekesos Bandung 2024, Putri Amanda Firjatullah. (FOTO: Uty for TIMES Indonesia)
Duta Seni Poltekesos Bandung 2024, Putri Amanda Firjatullah. (FOTO: Uty for TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BANDUNGPutri Amanda Firjatullah, atau akrab disapa Uty, adalah sosok yang tidak asing lagi dalam dunia seni, khususnya seni tari. Perempuan berusia 22 tahun asal Padang Panjang, Sumatera Barat ini, kini menjabat sebagai Duta Seni Poltekesos Bandung 2024.

Berbekal pendidikan di program D-IV Pekerjaan Sosial Poltekesos Bandung dan ragam prestasi, seperti menjadi pemenang Uda Uni Padang Panjang 2022 dan Uni Berbakat Sumatera Barat 2022, Uty membawa misi besar untuk melestarikan seni tari tradisional. 

Advertisement

"Menurut saya seni tari bukan hanya sebatas gerakan, tetapi juga wadah untuk mengekspresikan emosi, perasaan, dan nilai-nilai budaya yang mendalam," kata pemilik akun media sosial Instagram @putriamandaf_ kepada TIMES Indonesia melalui keterangan tertulis, Jumat (20/12/2024).

Sebagai Duta Seni, ia merasa memiliki tanggung jawab besar untuk mengembangkan dan mengenalkan keragaman seni budaya di lingkungan Poltekesos Bandung. Dalam pandangannya, tari tradisional memegang peranan penting dalam menjaga identitas budaya bangsa. Setiap gerakan dalam tari tradisional memiliki filosofi dan makna yang mendalam, mencerminkan adat dan kebiasaan masyarakat tempat tari tersebut berasal. 

"Saya menekankan bahwa generasi muda perlu menyadari urgensi melestarikan seni tradisional agar tidak kehilangan akar budaya yang menjadi jati diri bangsa. Budaya itu adalah warisan yang harus kita jaga. Jika kita tidak melestarikannya, siapa lagi yang akan melakukannya?" ungkap Uty dengan penuh semangat.

Meski peluang untuk melestarikan tari tradisional cukup besar, tantangan yang dihadapinya tidaklah sedikit. Pengaruh globalisasi dan masuknya budaya asing menjadi salah satu hambatan terbesar. Banyak anak muda yang cenderung lebih tertarik pada budaya luar dibandingkan budaya lokal mereka sendiri. 

Namun, Uty optimis bahwa dengan adaptasi dan inovasi, tari tradisional tetap dapat berkembang tanpa kehilangan ciri khasnya. Ia memberikan contoh bagaimana tari tradisional Minangkabau, seperti tari Piring, tari Indang, tari Pasambahan, dan tari Tarian Tigo Dulang, mulai disesuaikan dengan perkembangan zaman tanpa meninggalkan nilai-nilai aslinya. 

Lebih jauh ia sebagai seseorang yang tumbuh besar di lingkungan Minangkabau, bersyukur telah berulang kali menampilkan berbagai tari tradisional ini di berbagai kesempatan, baik tingkat lokal maupun nasional.

"Harapannya untuk generasi muda sangatlah sederhana namun bermakna. Saya mengajak anak muda untuk tidak hanya bangga terhadap budaya mereka sendiri saja, tetapi juga harus terus aktif mempromosikannya ke masyarakat luas," tuturnya.

Menurutnya, kecintaan pada budaya sendiri tidak berarti menutup diri dari budaya asing. Sebaliknya, generasi muda perlu membuka diri untuk belajar dari budaya lain, tetapi tetap menempatkan budaya lokal sebagai identitas utama. 

"Mari kita tunjukkan pada dunia dalam mencintai budaya lokal tanpa harus menjatuhkan budaya lain. Sebagai Duta Seni, saya berupaya menjadi teladan dalam melestarikan seni tari tradisional dan mendorong lebih banyak anak muda untuk melangkah bersama dalam menjaga kekayaan budaya Indonesia," tutupnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES