Ajak Masyarakat, Winner Inong Aceh 2024 Syarifah Qadriah Harap Sektor Pariwisata Terus Bangkit
TIMESINDONESIA, ACEH – Syarifah Qadriah, seorang pemudi cantik berusia 21 tahun yang baru-baru ini meraih gelar Inong Aceh 2024, memiliki pandangan yang sangat tajam mengenai tantangan dan peluang yang ada di sektor pariwisata tanah rencong tersebut.
Dalam pandangannya, bahwa Aceh itu memiliki potensi luar biasa sebagai destinasi wisata dengan kekayaan alam, budaya, dan sejarah yang sangat unik. Namun, untuk mempromosikan pariwisata Aceh secara efektif, ada beberapa tantangan yang harus diatasi secara bersama-sama.
Advertisement
"Salah satunya adalah adanya stereotip dan stigma terhadap penerapan hukum syariah Islam di Aceh, yang kadang disalahpahami oleh wisatawan asing sebagai pembatasan kebebasan," kata Syarifah kepada TIMES Indonesia melalui keterangan tertulis, Minggu (5/01/2025).
Oleh karena itu kata Syarifah, edukasi yang tepat dan penyesuaian strategi komunikasi sangat diperlukan untuk menghilangkan kesalahpahaman ini. Selain itu, kekurangan sumber daya manusia di sektor pariwisata menjadi tantangan lainnya, karena kurangnya pelatihan bagi masyarakat lokal dalam bidang layanan pariwisata, penguasaan bahasa asing, dan pengelolaan destinasi wisata yang baik.
"Tidak kalah penting, dampak lingkungan juga menjadi perhatian utama di beberapa destinasi wisata yang rentan terhadap kerusakan akibat kurangnya kesadaran dari wisatawan maupun masyarakat setempat dalam menjaga kebersihan dan kelestarian alam," ungkapnya menjelaskan.
Potensi dan Peluang
Namun, meskipun ada berbagai tantangan tersebut, Syarifah juga melihat sejumlah peluang yang sangat besar bagi Aceh untuk berkembang sebagai destinasi wisata unggulan. Salah satunya adalah potensi untuk menggabungkan pariwisata dengan kekayaan budaya dan penerapan hukum syariah Islam yang bisa menjadikan Aceh sebagai destinasi wisata religius atau halal tourism.
"Keunikan budaya, adat istiadat, dan penerapan hukum Islam yang harmonis dengan kehidupan modern dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Selain itu, Aceh memiliki berbagai destinasi alam yang sangat menakjubkan, seperti pantai, pegunungan, dan taman nasional yang menawarkan pengalaman wisata yang tak terlupakan," ujarnya.
Mahasiswi Universitas Syiah Kuala (USK) Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Program studi Ilmu Politik yang hobi menonton, bercerita, badminton, dan mengedit video ini menyebut destinasi wisata sejarah seperti Museum Tsunami dan Kapal PLTD Apung juga dapat menjadi tempat edukasi dan refleksi sejarah yang sangat menarik.
"Tak kalah pentingnya adalah pengembangan produk pariwisata kuliner, di mana makanan khas Aceh seperti mie Aceh, kopi Gayo, dan kue timphan bisa menjadi daya tarik kuliner yang khas dan unik," ucap perempuan yang juga peraih prestasi Juara 1 Duta Wisata Aceh Timur Inong Aceh Timur 2024, Juara 1 Duta Wisata Provinsi Aceh 2024, dan Mahasiswa Berprestasi Fisip USK 2024.
Harapan dan Ajakan
Dalam hal ini harapan Syarifah untuk masa depan Aceh sangat besar. Ia ingin melihat provinsi yang dikenal dengan sebuta Serambi Mekah ini berkembang menjadi pusat pariwisata dan budaya yang dapat menarik wisatawan mancanegara, sambil tetap menjaga nilai-nilai tradisional dan keagamaan yang menjadi identitas Aceh.
"Selain itu, saya berharap masyarakat Aceh semakin mandiri dan kreatif dalam memanfaatkan peluang, khususnya di era digital ini, agar dapat mengembangkan daerahnya secara berkelanjutan. Dukungan dari berbagai pihak, baik pemerintah, masyarakat, maupun sektor swasta, sangat diperlukan untuk mewujudkan potensi besar Aceh sebagai wilayah yang tangguh, makmur, dan terus berkembang," imbuhnya.
Tak lupa, lebih jauh pemilik akun media sosial Instagram Syarifahqadriah_ dan Tik Tok Syarifahqadriah ini juga menekankan pentingnya kemajuan di sektor pendidikan, agar generasi muda Aceh dapat menjadi generasi yang berkualitas, kompetitif di tingkat global, dan memiliki keterampilan untuk mengembangkan daerah mereka.
"Saya mengajak berbagai lapisan masyarakat terutama generasi muda untuk bangkit bersama. Together We Rise, Together We Are Strong. Mari menjadikan peristiwa masa lalu, seperti tsunami 2004, sebagai pelajaran berharga untuk bersatu dan bangkit lebih kuat," tuturnya.
Anak bungsu dari dua bersaudara ini menjelaskan bahwa setiap individu memiliki peran penting dalam pembangunan Aceh, dimulai dari hal-hal kecil seperti menjaga lingkungan, mendukung produk lokal, hingga aktif dalam kegiatan sosial. Bersama-sama, semua bisa menciptakan perubahan nyata yang akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Aceh.
"Dengan memanfaatkan potensi lokal yang luar biasa, baik dari segi alam, budaya, maupun tradisi, kita bisa meningkatkan perekonomian daerah dan membangun Aceh yang lebih sejahtera dan berdaya saing tinggi," tandasnya menutup penyampaian dengan nada penuh semangat dan percaya diri. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Sholihin Nur |