Meski Jauh dari Orangtua, Pramugari Lia Ainun Nisa Sebut Keluarga Adalah Segalanya

TIMESINDONESIA, BREBES – Lia Ainun Nisa, seorang pramugari kereta api berusia 24 tahun asal Brebes, Jawa Tengah, memiliki banyak pengalaman hidup yang bisa menjadi inspirasi bagi banyak orang, terutama dalam menjalani karir dan kehidupan yang jauh dari keluarga.
Meski sering berada jauh dari orang tua karena pekerjaannya, Lia menyatakan bahwa keluarga adalah segalanya baginya. Sebagai anak kedua dari tiga bersaudara, dirinya selalu merasakan dukungan luar biasa dari orang tuanya yang mengutamakan pendidikan dan kebahagiaan anak-anaknya.
Advertisement
"Bagi saya orang tuanya adalah pilar utama yang membuat bisa berdiri tegak dan mandiri dalam menjalani kehidupan. Mereka tidak pernah menuntut apapun dan selalu mendukung. Kepercayaan dan doa dari keduanya menjadi kekuatan yang mendorong untuk mengejar impian dalam karir yang dijalani," katanya kepada TIMES Indonesia, Kamis (30/1/2025).
Selain itu Lia memulai karirnya dengan menjadi seorang makeup artist pada bulan Mei 2023, sebuah langkah berani yang membuatnya semakin berkembang. Ia juga perlahan membangun bisnis online yang bergerak di bidang fashion, khususnya hijab dan pakaian, yang sudah dijalankan selama dua tahun.
"Pengalaman ini memberikan saya banyak pelajaran berharga, terutama dalam hal manajemen waktu dan usaha untuk terus berkembang," ujar perempuan cantik pemilik akun media sosial Instagram @__k.liaa dan telah meraih S1 pendidikan bahasa Inggris.
Lebih dari itu, Lia tetap menganggap keluarga sebagai prioritas utamanya. Dalam kehidupannya yang sibuk, keluarga selalu memberikan dukungan penuh dan mengingatkan untuk tidak pernah meninggalkan shalat dan doa, sebuah pesan yang selalu diingat dari ibunya.
"Dalam pekerjaan sebagai pramugari kereta api, saya merasa banyak sekali pengalaman berharga yang bisa diambil. Selain bisa menjelajah berbagai tempat, saya juga bertemu dengan banyak orang dengan karakter yang berbeda," tuturnya.
Lebih jauh menurut perempuan yang pernah meraih juara 1 melukis batik ini, bahwa menjadi pramugari kereta api tidak hanya membutuhkan keterampilan teknis, tetapi juga kemampuan untuk berkomunikasi dengan baik, bersikap empati, dan selalu menjaga profesionalisme.
Lia menyatakan, pekerjaan ini mengajarkannya untuk selalu berpikir positif dan menghargai setiap orang yang ditemui. Bagi Lia, menjadi pramugari kereta api adalah pengalaman yang menyenangkan dan memberikan banyak pelajaran tentang kehidupan sosial dan interaksi antar individu.
Bagi mereka yang ingin mengikuti jejaknya untuk menjadi pramugari kereta, Lia memberikan pesan yang penuh semangat, agar jangan takut untuk mencoba, jangan takut gagal, jangan cepat menyerah serta selalu berdoa, berusaha, dan minta doa restu dari orang tua, terutama ibu.
"Dengan tekad dan doa, segala impian pasti bisa tercapai. Kesuksesan yang diraih tidak hanya karena kerja keras, tetapi juga karena doa dan dukungan dari keluarga yang selalu setia menyertai. Oleh karena itu, keluarga tetap menjadi tempat paling berharga dalam hidup, dan bagi saya kebahagiaan orang tua adalah hal yang paling penting," tandasnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Faizal R Arief |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |