Entertainment

Pramugari Kereta Api Natasya Putri, Anak Tunggal yang Berani Tinggalkan Zona Nyaman demi Cita-Cita

Jumat, 25 April 2025 - 15:40 | 14.42k
Pramugari Kereta Api asal Banyuwangi, Natasya Putri. (FOTO: Natasya for TIMES Indonesia)
Pramugari Kereta Api asal Banyuwangi, Natasya Putri. (FOTO: Natasya for TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Bagi anak muda khususnya kaum perempuan keputusan untuk meninggalkan kenyamanan keluarga bukanlah hal mudah, terlebih bagi seorang anak tunggal. Namun, itulah langkah berani yang diambil oleh Natasya Putri Widiantoro.

Gadis berusia 20 tahun asal Banyuwangi, Jawa Timur itu, kini menjalani profesi sebagai pramugari kereta api di bawah naungan PT KAI Reska Multi Usaha.

Advertisement

Sejak kecil, Natasya yang hobi bernyanyi serta pemilik akun media sosial Instagram dan Tiktok @natasyaaaputriii__ ini dikenal sebagai pribadi yang aktif, ceria, dan senang mencoba hal-hal baru. 

Setelah lulus dari SMA pada tahun 2023, Natasya memutuskan untuk langsung melanjutkan pendidikan ke Bina Avia Persada, sebuah lembaga pendidikan yang dikenal mencetak tenaga profesional di bidang pelayanan transportasi.

"Pertama kali tertarik menjadi pramugari karena melihat alumni Bina Avia Persada banyak yang sukses. Saya pikir, pekerjaan ini cocok dengan kepribadianku yang suka traveling, senang melayani, dan mudah berbaur dengan orang baru," ujar Natasya kepada TIMES Indonesia, Jumat (25/4/2025).

Tantangan Pertama: Hidup Mandiri

Selama mengikuti pendidikan di Bina Avia Persada selama kurang lebih empat bulan, Natasya menunjukkan ketekunan dan semangat belajar yang tinggi. Usai menyelesaikan pendidikan, ia langsung mengikuti proses rekrutmen di PT KAI Reska Multi Usaha dan resmi menjadi pramugari kereta api.

Selama satu setengah tahun terakhir, ia telah merasakan dinamika pekerjaan yang penuh warna. “Menjadi pramugari kereta api bukan hanya soal melayani penumpang, tapi juga tentang belajar menghadapi berbagai karakter orang dan membangun jaringan pertemanan yang luas,” katanya.

Tak hanya pengalaman, pekerjaan ini juga membawanya berkeliling ke berbagai kota dan provinsi di Indonesia. Menurut pandangan Natasya, bahwa semua itu adalah pengalaman yang tidak ternilai harganya.

Tantangan Kedua: Jauh dari Orang Tua

Sebagai anak semata wayang, keputusan untuk merantau tentu menjadi tantangan emosional tersendiri. “Yang paling berat itu jauh dari orang tua, apalagi saya anak tunggal. Tapi aku sadar, ini adalah bagian dari perjuangan untuk mengangkat derajat orang tua,” ungkapnya haru.

Dia mengaku sangat berterima kasih kepada kedua orang tuanya, terutama sang ibu, yang selalu memberi semangat di setiap langkahnya. “Ibu selalu jadi orang pertama yang mendukung saya, baik dalam keadaan senang maupun susah,” katanya.

Harapan untuk Masa Depan

Melalui profesinya saat ini, Natasya berharap dapat terus mengembangkan potensi yang ia miliki dan berkontribusi lebih besar bagi PT KAI di masa depan. Ia juga ingin menjadi inspirasi bagi generasi muda Indonesia untuk tidak takut mencoba dan berani melangkah keluar dari zona nyaman.

“Buat teman-teman di luar sana, tetap semangat ya! Ingat, ada yang perlu diangkat derajatnya. Kegagalan atau keberhasilan adalah bagian dari perjalanan menuju kesuksesan. Keep it up!” pungkas Natasya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES