Gaya Hidup

Benarkah Kemampuan Dua Bahasa Mempengaruhi Kemampuan Memori Otak?

Selasa, 12 Desember 2017 - 05:21 | 68.98k
ILUSTRASI - Mempelajari banyak bahasa ternyata juga bisa memberikan manfaat kesehatan bagi otak kita (FOTO: salud180)
ILUSTRASI - Mempelajari banyak bahasa ternyata juga bisa memberikan manfaat kesehatan bagi otak kita (FOTO: salud180)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Memiliki kemampuan dua bahasa atau lebih tidak hanya bermanfaat untuk mempermudah komunikasi. Mempelajari banyak bahasa ternyata juga bisa memberikan manfaat kesehatan bagi otak kita, khususnya dalam hal kekuatan memori.

Dilansir dari Dokter Sehat, pakar kesehatan yang berasal dari Vita-Salute San Raffaele University yang ada di Italia menyebutkan jika mereka yang belajar dua bahasa dan cukup aktif menggunakannya akan membuat memori otak terlindungi dengan lebih baik sehingga kita pun akan menurunkan risiko terkena demensia saat lansia hingga 5 tahun lebih lama.

Advertisement

Dengan menjadi seorang bilingual, pengucap dua bahasa, maka otak pun akan membangun semacam cadangan kognitif sehingga memorinya akan menjadi lebih kuat. Hal inilah yang membuat kita lebih terlindungi dari penyakit demensia.

Professor Daniela Perani, pakar kesehatan yang memimpin penelitian ini, melakukan scan pada otak 85 pasien yang menderita penyakit Alzheimer. Diketahui bahwa separuh dari penderita Alzheimer ini ternyata mampu berbicara dengan dua bahasa sementara sisanya hanya mampu berbicara dengan satu bahasa.

Dari scanning ini, diketahui bahwa mereka yang bilingual ternyata membutuhkan rata-rata lima tahun lebih lama untuk mengalami tahapan penyakit Alzheimer yang sama dengan yang diderita oleh pasien yang hanya berbicara satu bahasa.

Menurut Profesor Perani, dengan aktif menggunakan dua bahasa, maka kerusakan otak yang disebabkan oleh penyakit bisa semakin diperlambat. Ia pun menyarankan setiap orang untuk belajar bahasa lain agar bisa mendapatkan perlindungan yang lebih baik dalam memori otaknya.

Pakar kesehatan lainnya, dr. David Reynolds, yang berasal dari Chief Scientific Office yang ada di Alzheimer Research di Inggris, menyebutkan jika hasil penelitian ini mendukung fakta yang sebelumnya juga mengungkapkan bahwa menjadi seorang bilingual memang mampu memberikan perlindungan yang lebih baik bagi memori otak. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Ahmad Sukmana
Sumber : TIMES Indonesia

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES