Gaya Hidup

Mukbang akan Dilarang di Korea Selatan, Ini Alasannya

Jumat, 02 November 2018 - 04:22 | 239.68k
Mukbang atau tren makan dengan porsi yang besar. (FOTO: nieuwsblad.be)
Mukbang atau tren makan dengan porsi yang besar. (FOTO: nieuwsblad.be)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTAMukbang atau tren makan dengan porsi yang besar memang sedang digemari banyak orang, khususnya anak muda. Kegiatan ini dilakukan dengan cara mengonsumsi makanan dengan porsi yang sangat besar dan kemudian diunggah ke media sosial. Tren makan dari Korea Selatan ini dengan telah viral di berbagai negara, termasuk Indonesia.

Meski tengah digemari, Korea Selatan akan melarang mukbang mulai tahun depan. Mengapa?

Advertisement

Korea Selatan melalui Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan memutuskan untuk melarang aktivitas mukbang mulai awal tahun 2019. Dilansir dari Dokter Sehat, Kemenkes Korea Selatan menyebut aktivitas mukbang ini menjadi salah satu penyebab utama kenaikan kasus obesitas di negeri tersebut.

Alasan Kemenkes Korea Selatan tersebut dibenarkan oleh pakar kesehatan. Memang ada kaitan antara aktivitas mukbang dengan kenaikan berat badan.

“Jelas bisa menyebabkan obesitas, apalagi jika kandungan karbohidrat di dalam makanan ini sangat besar. Sebagai contoh, jika kita makan mie dalam porsi yang besar, maka asupan kalori harian kita bisa berlebihan,” ungkap dr. Titi Sekarindah, SpGK dari RS Pusat Pertamina, Jakarta.

Jika kita sering melakukan mukbang, maka berat badan bisa mengalami kenaikan. Kecuali jika pelaku mukbang ini mau berolahraga atau melakukan aktivitas fisik cukup banyak, maka kalori yang dikonsumsi bisa dibakar sehingga bisa mencegah kenaikan berat badan.

Selain kegemukan, dr. Titi juga mengungkap bahaya lain dari mukbang, yakni iritasi lambung dan datangnya penyakit GERD atau gastroesophageal reflux disease. Mukbang membuat usus dan lambung diberi beban makanan sangat banyak. Lambung menjadi lebih rentan terkena iritasi dan GERD.

Kasus obesitas di Korea selatan meningkat dari 31,7 persen saat 2007 silam menjadi 34,8 persen pada 2016. Salah satu pemicu kenaikan kasus ini adalah mukbang yang tengah viral di media sosial. Pada 2030, kasus ini diperkirakan akan meningkat hingga dua kali lipat. Hal ini menjadi perhatian Kementerian Kesehatan Korsel karena obesitas dianggap sebagai salah satu sumber dari berbagai macam penyakit berbahaya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES