Budayawan Sumenep Ungkap Makna Tradisi Dhamar Korong di Madura

TIMESINDONESIA, SUMENEP – Saat bulan haji tiba, masyarakat di Madura sering menyebutnya dengan dengan bulan atau musim Dhamar Korong.
Tradisi Dhamar Korong menjadi penanda saat selamatan warga jelang pemberangkatan dan kepulangan jamaah calon haji (JCH) di Madura.
Advertisement
Dalam catatan budayawan Sumenep, tradisi Dhamar Korong sebenarnya bukan tradisi Masyarakat Madura asli. Dhamar Korong atau yang dikenal dengan lampion itu merupakan tradisi China.
Ibnu Hajar, salah seorang budayawan Sumenep menjelaskan Dhamar Korong dulunya digunakan masyarakat China sebagai penanda bahwa sedang ada warga yang melakukan pesta tertentu, seperti pernikahan, atau pesta kemenangan setalah usai dari peperangan. Tradisi tersebut kemudian ditiru oleh masyarakat Madura.
Bagi sebagian masyarakat Madura seperti di Sumenep, misalnya, mengadakan selamatan untuk pemberangkatan jamaah calon haji biasa menggunakan dhamar korong sebagai penandanya.
"Namun yang lumrah biasanya jelang kedatangan jemaah haji dari tanah suci," kata penyair yang dijuluki Chairil Anwarnya Madura ini, Sabtu (06/7/2019).
Lebih jauh, Ibnu mengungkapkan, tradisi Dhamar Korong di Madura merupakan bagian dari improvisasi masyarakat Madura terhadap kebudayaan luar. Hal itu berarti bahwa masyarakat Madura sejak lama sudah memiliki cara pandang yang inklusif dan terbuka terhadap kebudayaan luar tanpa menghilangkan identitas kemaduraannya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Faizal R Arief |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |
Sumber | : TIMES Madura |