Lelaki Pertamaku Angkat Berbagai Kisah Inspiratif dan Mengharu Biru Tentang Ayah

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Sosok ayah sering terlupakan. Namun tidak bagi 26 penulis dalam sebuah buku antologi serial Hidup Ini Indah Beib (HIIB) bertajuk Lelaki Pertamaku.
“Dalam buku ini terdapat beberapa kisah sedih yang mungkin tidak semua orang mau mengungkapkan,” terang Wina Bojonegoro, salah satu penulis dan CEO Padmedia selaku penerbit, Sabtu (10/8/2019).
Advertisement
Lelaki pertamaku mengangkat ragam cerita personal, kisah nyata (true story) dan menguras air mata dari wanita dengan latar belakang berbagai macam profesi. Wina mengatakan jika hal tersebut memang sempat menjadi kendala utama.
“Hanya beberapa yaitu terkendala oleh perasaan sendiri. Karena kisah ini sangat personal dan pribadi serta membutuhkan titik kesadaran dari hati untuk membaginya kepada masyarakat luas,” kata Wina menambahkan.
Ellen Pratiwi misalnya, perempuan tangguh yang merasa kehilangan hangatnya sosok ayah sejak masa kanak-kanak.
“Selama ini hubungan dengan ayah saya kurang harmonis karena ayah melakukan poligami dengan alasan tidak punya anak. Dan akhirnya ayah menikah dengan ibu saya dan lahirlah saya,” cerita Ellen.
Ellen kecil hidup bersama ibu tiri dan mengaku sering memendam perasaan, selalu mengalah, diam, namun hidup harus terus berjalan.
“Mau nggak mau terus berjalan. Saat kedua ibu saya meninggal, ayah saya menikah lagi tanpa meminta pertimbangan apapun dari saya selaku anaknya. Kami harus menerima keputusan ayah yang kurang berempati terhadap anak perempuannya. Hingga ayah saya hidup sendiri dan sakit, lalu hanya kepada anak perempuannya kembali, dan lama kelamaan saya bisa mengikhlaskan,” ungkap praktisi radio tersebut.
Pada akhirnya Ellen memberi sebuah pelajaran jika anak tidak bisa memilih siapa ayahnya tapi Tuhan pasti memberikan ayah yang terbaik untuk anaknya.
“Inilah ayah terbaik yang dipilihkan Tuhan untuk saya,” tandasnya merangkai makna dari tulisan yang ia beri judul Berbagi Ayah.
Jika Ellen menceritakan rasa pahit untuk mengenal sosok ayah hingga kembali pada peluknya, Dian KD, mantan jurnalis justru bercerita tentang Abuya, ayah mertua yang sangat ia kagumi karena kerendahan hati.
“Ayah mertua saya sangat rendah hati,” ujar Dian dalam peluncuran Lelaki Pertamaku di Atrium Grand City Surabaya.
Lelaki pertamaku memang menceritakan hubungan ayah dan anak, dengan alur cerita dan cara menulis yang menarik.
Meskipun ada beberapa penulis yang masih tergolong baru bergabung dalam serial HIIB, Wina Bojonegoro nampaknya ingin mempertahankan kualitas penulisan, sehingga mampu melahirkan karya-karya best seller menyusul kesuksesan seri pertama HIIB ‘Otot Kawat Balung Wesi’ dan serial Single Fighter Woman berjudul ‘Aku Memilih Bahagia’.
Dengan buku yang ia terbitkan pula, Wina bercita-cita menyebarkan virus positif agar perempuan berani menulis mengeluarkan pikiran dan kata hati.
“Saya ingin mengajak perempuan belajar berfikir terstruktur dan menulis yang baik agar memberi inspirasi bagi pembaca,” terang Wina.
Yani, Dosen dan Peneliti di Fakultas Hukum Unair, dan Aini Kusuma, penyiar Suara Surabaya, misalnya. Menjadikan Lelaki Pertamaku sebagai debut buku pertama.
“Buku ini sebagai pengalaman pertama saya menulis bersama Hidup Ini Indah Beib (HIIB),” kata Aini Kusuma.
Penulis lain yang turut berbagi kisah antara lain Shinta Sari, pengalaman menulis kedua, Triana Damayanti, pengalaman menulis kedua usai Single Fighter Woman, Heti Palestina Yunani, Fabiola, dan Nur Badriyah, advokat.
“Lelaki Pertamaku adalah antologi essai saya yang kedua setelah Single Fighter. Semoga bisa menginspirasi,” kata Nur Badriyah.
Sedangkan Fabiola mengungkapkan, jika serial ini adalah pengalaman pertama menulis di buku meskipun sudah 10 tahun menulis di media cetak.
Setidaknya mereka sangat antusias memiliki wadah untuk berkarya meskipun buku Lelaki Pertamaku dicetak secara swadaya.
Sedangkan untuk pemasaran, buku ini bisa didapatkan melalui penjualan online di sosial media, toko buku, hingga kolega penulis yang siap menjadi kolektor.
“Saya bersyukur bahwa perempuan di sini cukup akomodatif sehingga buku ini selesai dalam setengah semester saja kurun waktu enam bulan,” ungkap Wina.
Pada ujung kata, Wina yang hari ini berulang tahun tersebut mengurai jika tema Lelaki Pertamaku sebagai bentuk penghormatan terhadap sosok ayah.
Dengan harapan, bagi ayah bisa memperlakukan anak perempuan, dan bagi perempuan menjadi acuan untuk menjadi bijaksana dalam menyikapi ayahnya.
“Sudah terlalu banyak orang yang mengapresiasi ibu sedangkan ayah adalah sosok yang sering terlupakan. Ayah adalah tonggak dalam keluarga, namun kadang hubungan anak perempuan dan ayah terjadi jarak,” kata Wina.
Beberapa penulis sepakat mengartikan sosok ayah dalam hidup mereka.
Ayah adalah guru pertama saya selain ibu, menjadikan saya mandiri dan berani mengatakan sesuatu dan bersahaja.
Ayah adalah inspirasi kehidupan akan apa yang saya lakukan dan saya kerjakan hingga hari ini.
Ayah adalah teladan dan inspirasi. Ayah adalah pelindung.
Ayah seperti kompas dari ayah saya mengenal travelling, fotografi dan sepak bola.
Ayah selalu membuat happy anak-anaknya dan chef terbaik.
Ayah saya adalah feminis pertama yang saya kenal.
Ayah saya adalah desainer saya.
Ayah adalah motivator saya karena hidup saya seperti Bubble gum yang pecah dan ayah merangkai kembali.
Ayah adalah seorang pahlawan. Dan ayah adalah Lelaki Pertamaku.(*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |
Sumber | : TIMES Surabaya |