Gaya Hidup

Bengkel Muda Surabaya Rayakan Malam Purnama dengan Puisi dan Nyanyi

Rabu, 11 September 2019 - 08:34 | 105.50k
Penyair Akhudiat. (Foto : Istimewa)
Penyair Akhudiat. (Foto : Istimewa)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Demi memperkuat statusnya sebagai sebuah sanggar, Bengkel Muda Surabaya (BMS) menggelar pertemuan Bulan Purnama BMS. Pertemuan ini dipelopori oleh alumni peserta Kelas Sastra (Puisi) angkatan pertama. 

“Kegiatan ini berangkat dari kegelisahan bahwa proses kreatif tidak terhenti di ruang kelas. Apalagi setelah dinyatakan lulus, praktis, mereka menjadi alumni. Bukan lagi peserta yang setiap hari Sabtu berkeringat dingin mencerna pelajaran dan mencoba-coba teknik para penyair mapan,” tutur Ribut Wijoto, koordinator acara, Rabu (11/9/2019) malam.

Advertisement

bengkel-muda.jpg

Maka, imbuh Ribut, mereka mengadakan sebuah pertemuan bernama ‘Bulan Purnama BMS’. Pertemuan yang digelar setiap tanggal 15 bulan Jawa alias pada saat Bulan Purnama penuh. 

“Kita merayakan malam purnama dengan kegembiraan. Dengan membaca puisi, membaca cerpen, saling berkomentar karya, saling berbagi pengalaman proses kreatif, bernyanyi, atau bentuk-bentuk eksplorasi seni lainnya,” papar lelaki penggemar puisi gelap ini.

Pertemuan pertama digelar di halaman Balai Pemuda Surabaya, pada Jumat malam (13 September 2019). 

bengkel-muda-b.jpg

“Teknis pertemuan, kegiatan tanpa sound system, agar sekaligus latihan olah vokal, juga untuk memberi kesempatan pada orang-orang yang suka berteriak saat baca puisi. Peserta cukup dengan duduk melingkar. Akrab. Satu per satu anggota yang datang bergiliran berdiri dan maju. Mengekspresikan karya seni masing-masing,” katanya. 

Sementara itu, Ketua Umum BMS Heroe Budiarto menambahkan bahwa dalam sejarahnya, Bengkel Muda Surabaya merupakan ruang publik bagi warga Surabaya (juga Jawa Timur) untuk mengembangkan rasa dan jiwa seni. Berpusat di Balai Pemuda Surabaya, sejak tahun 1972, BMS menjadi tempat berkumpul, berdiskusi, bergesekan, berunjuk kreasi, dan merangsang tumbuhnya momentum-momentum estetis (baca: keindahan).

Dari ruang publik penuh gagasan dan pergulatan artistik ini, berkiprahlah para tokoh seni.

bengkel-muda-c.jpg

“Sebut saja Basuki Rakhmat, Moes Lindong, Gombloh, Leo Kristi, Franky Sahilatua, Akhudiat, Hare Rumamper, Bambang Sujiyono, Mardi Luhung, Arif B Prasetyo, Saiful Hadjar, Jil Kalaran, Naniel, Budi Palopo, dan masih banyak lagi. Tidak cukup 10 lembar folio untuk menyebutnya satu per satu,” jelas Heroe. 

“Jadi pada malam Bulan Purnama BMS nanti berkumpul para sastrawan, tokoh seni rupa, musisi, koreografer tari, maupun para pekerja seni. Kita akan membuat peradaban Surabaya lebih memiliki citra estetis,” tutup Heroe.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok
Sumber : TIMES Surabaya

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES