
TIMESINDONESIA, SOLO – Lokomotif uap kuno pesanan Jokowi semasa menjabat Wali Kota Solo kembali ke Kota Solo setelah rampung diperbaiki di Balai Yasa PT KAI Daops VI Jateng-DIY, Kamis (6/2/2020).
Kepala Daops VI Yogyakarta, Eko Purwanto menjelaskan, pukul 09.25 WIB lokomotif ini dari Lempuyangan berjalan sendiri. Lalu dari Ceper, Klaten, dibantu didorong untuk pemanasan dengan menambah kayu yang membutuhkan waktu sekitar 2-3 jam agar segera sampai di Purwosari.
Advertisement
“Pada prinsipnya loko sudah oke, sudah siap. Kita sudah berhasil merestorasi ini dengan tenaga dari PT KAI sendiri dengan sparepart dalam negeri. Sekarang sudah siap memperkuat KA Jaladara yang sudah ada untuk pariwisata. Karena nilai sejarahnya luar biasa. Restorasi yang kami lakukan selama 1 tahun,’’ kata Eko Purwanto.
Terkait kendala restorasi, Eko menerangkan, ada banyak tahapan restoran dengan memperbaiki boiler agar aman. Semuanya sudah diperiksa. Dan sekitar dua pekan yang lalu sudah dioperasikan di Balai Yasa PT KAI.
“”Kereta ini kereta loko uap jenis D1410. Pernah beroperasi di wilayah Jawa Barat. Terakhir beroperasi 1958 dan awal operasi tahun 1920,” ujar Eko.
Diungkapkan Eko, biaya restorasi lokomotif uap dari Jerman tersebut kurang lebih mencapai Rp 2 miliar. Perawatan selanjutnya dari lokomotif uap yang berkecepatan 80 kilometer/jam dengan membawa gerbong.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Surakarta, Hari Prihatno menyatakan, terkait operasionalisasi lokomotif uap ini akan dilakukan koordinasi dengan PT KAI Daops VI DIY-Jateng.
“Saya mendapat kabar baik dari Pak Eko, ada gerbong untuk meeting. Nanti sama beliau akan digabungkan saat penyerahan kepada Pemkot Solo pada 16 Februari,’’ kata Hari.
Disinggung apakah lokomotif uap pengganti Jaladara ini bisa digunakan untuk rute Solo-Wonogiri, Hari menjawab, nanti akan dicoba terlebih dahulu dengan berkoordinasi dengan PT KAI.
Lokomotif uap kuno ini sebelumnya didatangkan Jokowi yang kini menjabat Presiden RI dari Taman Mini Indonesia Indah (TMII) untuk kereta wisata di Kota Solo pada November 2016 lalu. Akan tetapi, lokomotif uap kuno ini mangkrak lantaran komponennya susah didapatkan di pasaran. Sehingga belum bisa reaktivasi dalam waktu lama. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Faizal R Arief |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |