Gaya Hidup

Pusaka yang Ditakuti Majapahit Saat Perang Paragreg Dipamerkan Disbudpar Banyuwangi

Jumat, 04 September 2020 - 17:05 | 605.27k
Pedang Luwuk yang dipamerkan di Disbudpar Banyuwangi (Foto : Rizki Alfian/ TIMESIndonesia)
Pedang Luwuk yang dipamerkan di Disbudpar Banyuwangi (Foto : Rizki Alfian/ TIMESIndonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Pedang Luwuk, salah satu pusaka termasyhur pada jamannya turut diperlihatkan di stand pameran kepurbakalaan di Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi (Disbudpar Banyuwangi).

Keberadaan Pedang Luwuk menjadi amat terkenal semasa terjadi perang saudara (Paragreg) antara Bhre Wirabhumi (Kerajaan Blambangan) dengan Ratu Ayu Kenconowungu (Kerajaan Majapahit).

Advertisement

Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Disbudpar Banyuwangi, KRT. H. Ilham Triadinagoro, M.Pd mengatakan, perang Paragreg merupakan perang saudara yang menghancurkan Kerajaan Majapahit. Ratusan bahkan ribuan nyawa terbantai karena ambisi kekuasaan dan keegoan para pemimpin.

Pedang-Luwuk-2.jpg

"Salah satu pusaka yang paling ditakuti pasukan Majapahit kala itu adalah Pedang Luwuk ini," ungkap Ilham, kepada TIMESIndonesia, Jumat (4/9/2020).

Dilihat dari fisiknya, Pedang Luwuk memiliki bentuk yang sederhana, berwarna hitam legam, dan punya ciri khas. Di bagian yang tajam ada gambar matahari terbelah yang memiliki jumlah ganjil, entah satu, tiga atau lima.

Ilham yang seorang penghobi pusaka itu menjelaskan, Pedang Luwuk memiliki keampuhan yang sangat luar biasa. Dijuluki Pedang Luwuk, karena dibuat oleh seorang Empu yang bernama Ki Luwuk.

"Pedang ini disepuh menggunakan bisa (racun) dari ular Luwuk, dimana racunnya terkenal sangat mematikan. Yang terkena racun dari ular ini akan membiru dan mati dengan sangat menyakitkan," terang Ilham.

Ilham mengungkapkan, Pedang Luwuk yang dipamerkan tersebut ditemukan oleh warga setempat di kawasan Songgon sekitar 10 tahun lalu. Saat ditemukan, kondisinya sudah berkarat. Namun bentuk asli dari pedang itu tidak berubah.

"Bahkan gagangnya yang terbuat dari tulang masih utuh. Kondisinya bagus," tutur Ilham yang juga tergabung dalam Paguyuban Pelestari Tosan Aji Blambangan.

Pedang-Luwuk-3.jpg

Selain Pedang Luwuk, koleksi pusaka yang dipamerkan dari masa lalu itu juga cukup beragam. Mulai tombak, kudi, hingga keris Macan Putih, Pendowo Sinebo, Panimbal, Bimo Kurdo dan lain sebagainya.

"Ada ratusan pusaka yang belum kita pamerkan. Sisanya masih ada di dalam tempat penyimpanan," kata Ilham.

Sucipto, salah satu pengunjung asal Jember mengaku beruntung bisa melihat benda-benda kuno terpampang di Kantor Disbudpar Banyuwangi. "Saya kolektor, kebetulan berwisata ke Banyuwangi. Terus dapat kabar kalau ada pameran benda purbakala. Akhirnya saya sempatkan hadir," ungkap Sucipto.

Disbudpar Banyuwangi menggelar pameran museum dan kepurbakalaan. Acara dilaksanakan selama tiga hari. Terhitung mulai Kamis hingga Sabtu (3-5/9/2020). (*)

Edisi-Sabtu-5-September-2020-Pusaka-Andalan-Perang-Majapahit.jpg

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES