Hobi Bunga Anggrek, Pak Sohel Sulap Rumahnya Jadi Rumah Anggrek

TIMESINDONESIA, JOMBANG – Berawal dari hobi dan pekerjaannya sebagai seorang pekebun Bunga Anggrek, Suyanto (45) atau sering disebut Pak Sohel, mengubah rumah sederhananya menjadi rumah anggrek.
Sohel, warga Dusun pengajaran Desa Galengdowo Kecamatan Wonosalam Kabupaten Jombang mengaku sudah menjalani bisnis anggrek sejak 32 tahun yang lalu.
Advertisement
Dengan ketekunan dan kecintaannya berkebun, ia kemudian terinspirasi untuk membudidayakan tanaman yang digandrungi oleh kaum hawa ini. Membudidayakan anggrek lokal yang ia ambil dari Hutan Wono tepatnya di lereng Gunung Anjasmoro.
"Hanya Anggrek lokal yang saya budidayakan, ngambil bibitnya saya nyari di Alas Wono lereng Gunung Anjasmoro," katanya saat ditemui dirumahnya (6/9/2020).
Kecintannya kepada alam membuat kehidupan sehari-harinya sering dihabiskan di hutan. Berangkat pagi pulang sore.
"Saking seringnya saya pergi ke hutan, orang desa menjuki saya wong alasan. Saya nyari bibit anggrek sampek seberangnya air terjun Tretes sana dengan jalan kaki. Kadang sendiri, kadang ditemani anak saya yang laki-laki. Kalau kecapekan kadang tidur di hutan," bebernya.
Di halaman depan dan samping rumah Pak Sohel, berbagai jenis tanaman bunga Anggrek terlihat terawat dengan baik dan tertata dengan rapi. Bahkan di dalam rumahpun banyak hiasan dari tumbuhan berasal dari hutan dan Bunga Anggrek.
Anggrek koleksi Sohel ini cukup banyak. Jumlahnya hingga ratusan pohon. Mulai Anggrek lidah bergoyang, kebutan, kuku macan, matahari terbit, ekor tupai, bibir berbulu dan masih banyak jenis anggrek lainnya.
Bunga Anggrek di kebun Pak Sohel ini merupakan Anggrek lokal yang asli tumbuh di hutan. Memang, Anggrek ini bukan Anggrek langka yang fenomenal, tapi jenis ini pastinya tak mudah ditemui di toko bunga perkotaan karena spesies ini berasal dari hutan.
Anggrek jenis lokal ini juga tak banyak dibudidayakan para petani Anggrek. Harganya juga beragam terganting ukuran, jenis dan bentuk medianya.
"Harga paling murah 30 ribu sampai termahal jutaan," ungkapnya.
Sayangnya bunga anggrek milik Pak Sohel hanya dipasarkan lewat orang ke orang karena pihaknya tidak paham dengan elektronik seperti HP. Dia sering memanfaatkan pameran atau sejenisnya untuk mengenalkan anggreknya.
"Pemasaran hanya lewat omongan orang kadang juga ikut pameran. Belum di onlinekan soalnya saya gak terlalu paham dengan HP," ungkapnya.
Tanaman Bunga Anggrek milik Pak Sohel juga sering mendapatkan penghargaan saat mengikuti pameran di tingkat kabupaten.
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Faizal R Arief |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |