Ikan Gabus Hias, Predator Cantik yang Harganya Selangit

TIMESINDONESIA, BLITAR – Ramseyna Rifano merupakan pemuda yang pernah memenangkan kontest ikan Gabus hias di Yogyakarta. Di saat sebagian orang tertarik memelihara ikan hias cupang, pemuda yang akrab disapa Fano itu lebih memilih memelihara ikan Gabus hias.
Ikan gabus memiliki bentuk badan mirip lele tetapi tidak berkumis. Pemuda warga Kelurahan/Kecamatan Kepanjenkidul tersebut memelihara ikan Gabus di dua akuarium besar berukuran 100 x 45 sentimeter.
Advertisement
"Saya memelihara dua ikan Gabus. Yang berukuran besar itu jenis Channa Marulioides Borneo. Sedangkan, yang lebih kecil, Channa aurantimaculata," ujar Fano, Sabtu (7/11/2020).
Fano memang sengaja memelihara dua ikan gabus hias itu karena ia yakin memiliki nilai jual tinggi. Meskipun ikan gabus sering disebut sebagai ikan konsumsi. Memiliki nilai jual tinggi sebab ikan gabus hias memiliki corak dan motif yang indah. Selain itu, sebagai ikan predator, banyak penghobis yang menyukai momen saat memberi makan ikan gabus mereka dengan pakan hidup, seperti udang maupun ikan-ikan kecil.
"Untuk jenis Channa aurantimaculata merupakan ikan impor. Sedangkan satunya berasal dari Kalimantan. Sebut saja ikan gabus hias jenis Barcha. Untuk ukuran sekitar 25 cm harganya bisa mencapai Rp 25 juta," jelasnya.
Fano mengemukakan, Ikan gabus hias tersebut merupakan ikan air tawar yang memiliki habitat di sungai. Habitat asal ikan itu berada di timur laut India dan Bangladesh. dalam pemeliharaannya, ikan tersebut tidak dicampur dengan ikan karena berjenis ikan predator.
"Karena termasuk ikan predator, makananya juga berupa makluk hidup seperti serangga hingga ikan-ikan kecil," jelas Fano.
Fano menjelaskan cara pemeliharaan ikan Gabus tersebut agar ikan gabus itu benar-benar terlihat cantik. di dalam akuarium harus diberikan sentuhan tanaman hidup, pasir, karang, maupun bebatuan. Ha itu supaya akuarium terasa seperti habitat asli ikan gabus yaitu sungai.
"Kalau saya simple aja. Saya hanya gunakan pasir kali, tunggak kayu dan tanaman air di sungai. Memang habitat asli ikan gabus ini di sungai," tambahnya.
Menurut Fano, di luar daerah, ikan gabus hias sudah menjadi tren. Kebanyak ikan gabus hias yang dipelihara merupakan ikan impor dari India, Thailand dan Brazil. Sementara itu, dikatakannya, penghobi ikan gabus hias di Blitar belum begitu banyak. Jumlahnya bisa dihitung jari.
"Kalau di luar daerah, mungkin sudah banyak yang tahu dan memeliharanya. Tapi saya yakin lambat laun di Blitar juga akan banyak yang memelihara ikan Gabus hias ini," tegasnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Sholihin Nur |