TIMESINDONESIA, JAKARTA – Lelah hidup di perkotaan dengan segala keruwetannya apalagi di tengah pandemi Covid-19 seperti ini? Anda harus tahu informasi menarik berikut ini.
Sebuah desa di Jepang tengah mengalami depopulasi (pengurangan jumlah penduduk) secara signifikan. Berdasarkan data Perumahan dan Tanah Jepang pada tahun 2018, negeri penghasil teh terbesar di dunia itu memiliki lebih dari delapan juta rumah kosong.
Kebanyakan rumah kosong ditinggal penghuninya bermigrasi ke kota atau meninggal dunia. Jumlah tersebut terus meningkat dari tahun ke tahun.
Tak ingin Nagano menjadi "desa hantu", pemerintah setempat berinisiatif untuk mengobral akiya (rumah kosong) kepada siapa pun termasuk orang asing yang berminat tinggal di wilayah tersebut.
Rumah dengan tujuh kamar lengkap dengan taman yang luas dibanderol mulai harga Rp 7 juta saja. Ada pula rumah bergaya tradisional dengan delapan kamar tidur, satu kamar mandi yang baru direnovasi, dan balkon menghadap pegunungan Nagano, dijual dengan harga Rp10 juta.
Menariknya lagi, selain menawarkan pesona pedesaan yang indah ala Jepang, Nagano juga terletak tak jauh dari Tokyo sehingga desa ini sangat strategis untuk ditinggali.
“Nagano itu setengah kota, setengah pedesaan. Ada shinkansen (kereta cepat) yang beroperasi di kota, jadi bisa sampai di Tokyo kira-kira dalam satu setengah jam,” ungkap Kenji Nishimaki, penasihat emigrasi dan pemukiman untuk balai kota Nagano dilansir TIMES Indonesia dari Vice.com.
Tak berhenti di situ saja, otoritas setempat bahkan menyediakan dana renovasi sebesar 500.000 yen atau setara dengan Rp 65 juta untuk biaya perbaikan rumah di daerah perkotaan, dan satu juta yen atau Rp129 juta untuk meronovasi rumah di pedesaan.
Bagi Anda yang menginginkan rumah di Nagano Jepang ini, dapat mengunjungi situs Akiya Bank yang memasarkan rumah kosong di daerah tersebut dengan slogan “Tinggal di Nagano, yuk!”.(*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Advertisement
| Editor | : Irfan Anshori |
| Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |
