Gaya Hidup

EIGER Zero Waste Mountain Solusi Selamatkan Gunung di Indonesia

Selasa, 22 Maret 2022 - 15:06 | 150.00k
Kawasan Gunung Kembang Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, Indonesia (FOTO: Dok. Galih/TIMES Indonesia)
Kawasan Gunung Kembang Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, Indonesia (FOTO: Dok. Galih/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, TASIKMALAYA – Mendaki gunung tampaknya sedang menjadi salah satu kegiatan luar yang digandrungi banyak orang. Dipantau dari data konsumen sebuah perusahaan produk outdoor EIGER Adventure, menunjukkan bahwa healing merupakan salah satu alasan utama pergi mendaki gunung. 

Namun sayangnya, kecintaan terhadap kegiatan pendakian tidak sejalan dengan kondisi gunung-gunung saat ini, masih banyak oknum pendaki yang tidak bertanggung jawab dengan meninggalkan banyak sampah di gunung.

Advertisement

Para petualang tua yang tergabung dalam wadah EIGER Adventure Service Team (EAST) melakukan berbagai upaya untuk dapat memperluas kesadaran para pendaki terhadap lingkungan, salah satunya menginisiasi program adopsi gunung. 

19 Maret 2022 tepatnya di Gunung Kembang, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah secara resmi telah melaunching program program Eiger Zero Waste Mountain.

EIGER-Zero-Waste-2.jpg

Salah-satu Petualang Tua Indonesia Djukardi “Bongkeng” Adriana sewaktu dihubungi TIMES Indonesia melalui telepon selulernya mengungkapkan Gunung Kembang merupakan gunung pertama yang diadopsi menjadi EIGER Zero Waste Mountain. 

Untuk mengantisipasi pengelolaan limbah sampah pihaknya akan menata pengelolaan pendakian dimana para pendaki yang akan ke Gunung Kembang akan mengikuti program yang sudah disepakati. 

"Kita merasa memiliki tanggung jawab lebih untuk mengedukasi para pendaki. Itulah alasan dasar kita menjadikan edukasi sebagai salah satu dari 5 pilar E.I.G.E.R (Education, Inspiration, Greenlife, Experiential, dan Responsibility),"ungkapnya, Selasa 22 Maret 2022.

Selain itu keprihatinan rusaknya dan tercemarnya gunung di beberapa wilayah di Jawa Barat yang sebabkan oleh sampah dirasakan seorang anggota mahasiswa pecinta alam dari KAMAPALA STIA Tasikmalaya Syahril Asfari, ia menuturkan masalah sampah sudah sangat memprihatinkan, program eiger zero waste bisa menjadi solusi dalam mengatasi permasalahan kerusakan gunung yang di sebabkan oleh perilaku manusia, karena menurutnya manusialah yang menjadi faktor perusakan gunung, dirinya berharap program adopsi gunung ini bisa mengurangi kejadian kejadian yang tidak diinginkan.

"Kami sangat apresiasi sekali, tentunya program eiger zero waste sangatlah bagus karena melihat dari permasalahan sekarang, banyak para pendaki gunung yang kurang sadar akan perawatan gunung atau etika mendaki gunung. Kebanyakan para pendaki sekarang tidak mengetahui standar operasional pendakian gunung, yang menyebabkan kejadian kejadian yang tidak diharapkan,"ungkapnya sewaktu ditemui di Basecamp KAMAPALA STIA Jalan Perintis Kemerdekaan 200, Karsamenak, Kawalu, Kota Tasikmalaya Jawa Barat, 

Sementara itu Galih Donikara, selaku Manager EAST yang dihubungi melalui telpon selulernya menambahkan pada program eiger zero selain pengelolaan sampah pengelolaan jalur pun menjadi satu garapannya. Ia menyebut dalam pengelolaan Gunung Kembang, pihaknya telah bekerjasama dengan berbagai pihak seperti TNI dan Kepolisian, BASARDA, PUSKESMAS, aparat desa dan masyarakat, penggiat alam terbuka, dan ORARI/RAPI (Organisasi Amatir Radio Indonesia/Radio Antar Penduduk Indonesia).

"Alhamdulilah Pak Iwan Santoso selaku Ketua Basecamp Gunung Kembang menyambut baik program EIGER Zero Waste Mountain," tuturnya

EIGER-Zero-Waste-3.jpg

Galih berharap programnya ini dapat menambah dan meningkatkan keamanan dan kenyamanan dalam kegiatan pendakian, bukan hanya bersih kawasannya dengan konsep pendakian zero waste (nol sampah), namun juga berdaya pengelolanya.

Galih menambahkan pada acara peluncuran EIGER Zero Waste Mountain di Gunung Kembang beberapa hari yang lalu, turut diresmikan Pos “Bongkeng Sunrise Camp” yang merupakan pos pemberhentian bagi para pendaki untuk melakukan pengaturan pendakian, pengecekan perlengkapan, perbekalan, pemeriksaan kesehatan, dan pemberian informasi keselamatan pendakian.

Ia menyebut Bongkeng Sunrise Camp juga sebagai salah satu bentuk apresiasi kita kepada seorang pendaki legendaris, Djukardi “Bongkeng” Adriana,
selain itu ucap Galih ada Iwan “Kweceheng” Irawan sebagai salah satu dari segelintir pendaki Indonesia yang telah melakukan ekspedisi ke 7 puncak gunung tertinggi di dunia atau World 7 Summits juga turut membagikan pengalamannya bagaimana negara lain mengelola gunung-gunung tersebut guna menjaga kebersihan gunung.

Bersama 50 pendaki terpilih yang menjadi peserta pendakian, pihaknya juga melakukan penanaman anggrek sebagai tanda peresmian Gunung Kembang sebagai Zero Waste Mountain. 

"Kami berharap banyak pihak yang terinspirasi dari program ini khususnya rekan-rekan penggiat alam terbuka di Kota Tasikmalaya sehingga semakin banyak gunung yang mendapatkan perhatian lebih dengan berbagai cara,” pungkas Galih Donikara. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES