Malas Beraktivitas Meski Cukup Istirahat? Kenali Sindrom Kelelahan Kronis

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Istirahat dari banyaknya kegiatan sehari-hari adalah lumrah dilakukan untuk kembalikan energi pada diri. Namun, bagaimana jika itu justru tidak memberikan efek yang signifikan kepada tubuh dan tetap alami kelelahan? Bisa jadi anda alami Sindrom Kelelahan Kronis.
Chonic Fatigue Syndrome (CFS) atau Sindrom Kelelahan Kronis adalah saat tubuh tetap rasakan kelahan, walaupun sudah istirahat dalam waktu yang panjang sekalipun.
Advertisement
Dilansir dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), keluhan seperti lelah yang berlebih, nyeri pada otot, juga repot untuk berkonsentrasi adalah beberapa gelaja yang kerap di alami penderita. Tak jarang juga keluhan tersebut kadang hilang dengan sendirinya.
Kerap kali, keluhan pada penderita berganti ke gejala lainnya, seperti turunnya intensitas kemampuan untuk beraktivitas, istirahat atau tidur yang tidak berkualitas, tidak seimbangnya tubuh dan kecenderungan untuk sulit berfikir, sering alami sakit kepala, demam ringan, dan sakit tenggorokan, juga kadang penderita lebih ensitif kepada makanan, bau, suara, cahaya, dan bahan kimia.
Ilustrasi penderita Chonic Fatigue Syndrom (FOTO: Freepik)
Hingga saat ini, belum ada informasi atau penelitian yang menerangkan lebih lanjut tentang sindrom ini. Ada beberapa faktor menurut HelloSehat.com yang mengundang munculnya CFS, antara lain :
- Infeksi virus
Para peneliti yang menggarap penelitian dibidang yang sama, melihat komplikasi infeksi virus dapat menjadi pemicu terbesar dari CFS ini. Virus seperti Ross, Epstein-Barr, atau Coxiella burnetii kadang berpontesi sebabkan munculnya sindrom kelelahan kronis.
- Gangguan kekebalan tubuh
Sindrom CFS ini memiliki tanda-tanda yang mirip dengan penyakit Autoimun. Jelas, kelainan yang menjangkit sistem imun penderita saat merespon infeksi atau stress menyebabkan Myalgic encephalomyelitis, nama lain dari CFS ini.
- Stress berlebih
Banyaknya tekanan yang mempengaruhi di sekitar penderita seperti fisik atau mental akan menimbulkan stress. Hal inilah yang memicu tidak seimbangnya hormon yang ada pada tubuh hingga sebabkan bermasalahnya kekebalan tubuh sampai penderita stress.
Penderita CFS acap kali berusia pada rentang 40 - 50 tahun dengan jenis kelamin perempuan yang paling banyak mengalami. Namun, bisa saja jika anda alami beberapa gejala yang dijelaskan diatas dalam kurun waktu 6 bulan atau lebih, anda juga dapat mengalaminya.
Lebih baik mencegah daripada mengobati, anda dapat lakukan perubahan gaya hidup seperti berolahraga kecil dirumah juga dengan menjaga pola makan dan stress pada diri. Jika memang kondisi ini masih dirasa, segeralah lakukan pemeriksaan medis agar dapat tertangani dengan baik. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |