Gaya Hidup

Puan Dara Insanulkamil, Penari Topeng Benjang dengan Segudang Prestasi

Rabu, 12 Oktober 2022 - 18:15 | 99.32k
Puan Dara Insanulkamil (19), penari Topeng Benjang asal Ujungberung , Bandung. (FOTO: Megha Nugraha/TIMES Indonesia)
Puan Dara Insanulkamil (19), penari Topeng Benjang asal Ujungberung , Bandung. (FOTO: Megha Nugraha/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BANDUNG – Kepiawaian Puan Dara Insanulkamil (19) dalam membawakan Tari Topeng Benjang menambah catatan penari muda Jawa Barat (Jabar), khususnya Bandung, dengan segala kearifan lokalnya. 

Di usianya yang masih muda, Dara sapaan akrab Puan Dara Insanulkamil, terbukti mengoleksi segudang prestasi sebagai seniman tari kebudayaan Sunda. Baik di tingkat kota, provinsi, maupun di tingkat nasional. Bahkan dirinya pernah terpilih sebagai Duta Original Rekor Indonesia (ORI) di bidang kesenian.

Topeng-Benjang.jpgDara sedang menari tarian Topeng Benjang dengan karakter ‘Rahwana’ yang menggambarkan amarah atau kemurkaan. (FOTO: Megha Nugraha/TIMES Indonesia)

"Saya juga pernah beberapa kali juara satu di Kota Bandung khususnya. Di Jawa Barat juga pernah. Terakhir di tingkat nasional juara kedua Rampak di Bogor," ungkap Dara kepada TIMES Indonesia beberapa waktu lalu, di Balai Kota Bandung.

Darah seninya itu memang sudah turun menurun dari buyutnya. Sehingga tak heran kepiawaiannya dalam menari mampu menghipnotis decak kagum penonton.

Meski begitu, membagi waktu di tengah aktivitasnya sebagai siswi kelas 3 SMA Negeri 24 Bandung, bukanlah hal yang sulit bagi Dara. Menurutnya, sekolah tetap menjadi prioritas utama.

Topeng-Benjang-2.jpgDara sedang menari tarian Topeng Benjang dengan karakter 'Putri’ yang melambangkan kehalusan seorang perempuan. (FOTO: Megha Nugraha/TIMES Indonesia)

“Yang paling penting itu harus sekolah dulu ngerjain tugas-tugas dulu sampai beres baru kita latihan tari. Jadi harus bisa membagi waktu,” jelas Dara yang berdomisili di Ujungberung, Bandung.

Selain tari Topeng Benjang, dirinya juga menguasai beberapa tarian seperti tari Jaipong, Kontemporer, Tarawangsa, dan tari klasik Merak.

Keunikan tarian Topeng Benjang dibandingkan tarian tradisional lainnya, kata dia yaitu dalam tari Topeng Benjang terdapat empat karakter yang harus diperankan sekaligus oleh satu penari.

Karakter pertama dalam tari Topeng Benjang di antaranya yaitu, ‘Putri’ yang melambangkan kehalusan seorang perempuan. Kemudian kedua, ‘Emban’ yang memiliki karakter lucu untuk guyonan. Selanjutnya ketiga, ‘Satria’ kebijaksanaan. Yang terakhir adalah ‘Rahwana’ menggambarkan amarah atau kemurkaan.

Empat simbol karakter manusia dalam tari Topeng Benjang yaitu Topeng ‘Putri’ atau Lenyeupan berwarna putih sebagai simbol sifat baik manusia yang ditunjukkan dengan kehalusan budi pekerti.

Selanjutnya, Kedok ‘Emban’ atau Menyon berwarna putih gading sebagai simbol kebaikan. Terutama, sifat baik manusia yang ditunjukan sikap melayani, komunikatif dan ringan pikiran atau humoris.

Kemudian ‘Kedok Satria’ atau Patih berwarna cokelat muda simbol sifat kebaikan manusia yang ditunjukkan dengan keberanian memperjuangkan kebenaran, sportif, dan setia pada pengabdian bangsa dan negara.

Terakhir, Kedok ‘Rahwana’ atau Kelana berwarna merah sebagai simbol sifat keras dan nafsu kejahatan manusia yang membawa pada keburukan.

Dara berharap generasi millenial tidak meninggalkan budaya daerahnya masing-masing. Akan tetapi, terus melestarikan dan merawatnya agar tidak tergerus zaman yang serba digital.

“Kita boleh mengikuti zaman tapi tidak meninggalkan budayanya. Saya harap kaum milenial bisa melestarikan budayanya sendiri. Karena kalau bukan sama kita sama siapa lagi,” kata Dara yang aktif sebagai Ketua Generasi Millenial di Komunitas Wallagri.

Selain itu, ia juga mengaku akan terus mempopulerkan tarian Jaipongan ke beberapa kota di Indonesia seperti Bali, Ternate, dan beberapa kota lainnya di Indonesia.

Seperti diketahui, tarian Topeng Benjang merupakan bagian dari Benjang yang ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Kota Bandung tahun 2019.

Merunut sejarah, Benjang berasal dari seni Rudat abad ke-9 Masehi. Pada masa tanam paksa abad ke-19 Masehi, Benjang kemudian tumbuh subur di distrik Perkebunan Oedjoengbroeng (Ujungberung) sebagai seni gedut atau terebangan dari wilayah pesisir utara Pulau Jawa.

Tari Topeng Benjang khas Ujungberung, Kota Bandung ini berkembang dari seni ubrug yaitu perpaduan seni tari ronggeng dan seni teater rakyat yang memerankan berbagai karakter dalam sebuah lakon. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES