Gaya Hidup

Mengenal Karya Arsitektur Seniman Kontroversial Prancis Le Corbusier di Kota Bandung

Kamis, 20 Oktober 2022 - 15:26 | 152.55k
Seorang pengunjung sedang mengamati maket-maket arsitektur karya Le Corbusier di Selasar Pav, Bandung. (Foto: Megha Nugraha/TIMES Indonesia)
Seorang pengunjung sedang mengamati maket-maket arsitektur karya Le Corbusier di Selasar Pav, Bandung. (Foto: Megha Nugraha/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BANDUNG – Pertama kalinya di Kota Bandung, karya sosok kontroversial seniman asal Prancis, Le Corbusier dipamerkan di Selasar Paviliun (Selasar Pav).

Pameran maket-maket arsitektur bertajuk Pro Forma Le Corbusier ini diinisiasi oleh Nenun Ruang yang berlangsung dari 19 Oktober - 6 November 2022.

David Utama salah satu perwakilan Nenun Ruang menyebut, pameran maket-maket karya Le Corbusier ini bertujuan untuk menjadi satu ajang diskusi desain dan arsitektur.

arsitektur-karya-Le-Corbusier-b.jpgDesainer interior senior, Prof. Widagdo saat berbincang dengan Pendiri Selasar Sunaryo Art Space (SSAS), Sunaryo, di Selasar Pav, Bandung. (Foto: Megha Nugraha/TIMES Indonesia)

"Dalam konteks pameran ini, maket-maket Le Corbusier ini berfungsi sebagai bidang selam untuk menelusuri ide dan pemikiran Le Corbusier," ucap David.

Le Corbusier adalah pemikir yang visioner dan berani. Tercatat ada 18 buku yang ditulisnya dengan ragam topik dari seni rupa, arsitektur, perkotaan, dan teknologi.

"Oleh karena itu pula, Le Corbusier kerap dianggap sebagai sosok yang kontroversial. Karya dan pemikiran Le Corbusier tersebar dari karya seni, furniture, perkotaan, dan tentu arsitektur," imbuhnya.

Ia menambahkan, maket-maket ini diharapkan mampu membuat provokasi untuk mendiskusikan pemikiran-pemikiran Le Corbusier lebih jauh dan jernih.

Semoga lewat pameran ini ungkap David, semua pemerhati, pengamat, dan pelajar arsitektur dihadapkan dengan isu-isu dan ide-ide yang mungkin tidak selalu sepaham.

"Namun bisa menjadi cermin untuk mendiskusikan masalah-masalah arsitektur yang kita hadapi di sini, dan jendela untuk melihat peluang kemungkinan yang lebih baik," jelas David pada pembukaan pameran Pro Forma Le Corbusier di Selasar Pav, Jalan Bukit Pakar Timur, Kota Bandung, Rabu (19/10/2022).

Le Corbusier atau Charles-Edouard Jeanneret (6 Oktober 1887 - 27 Agustus 1965) adalah salah satu sosok arsitek yang paling banyak dipelajari pemikiran dan karya-karyanya.

Lahir di Swiss dan menjadi warga negara Prancis di tahun 1930, Le Corbusier adalah arsitek yang produktif. Berkarya lebih kurang selama 50 tahun dan karya-karyanya bisa ditemui di Eropa, Jepang, India, Amerika Utara dan Amerika Selatan.

Dalam konteks Indonesia, Le Corbusier tidak lebih dari sebuah abstraksi, baik itu sosoknya maupun karyanya.

"Le Corbusier tidak pernah mampir di Indonesia, berkarya atau pun membicarakan soal Indonesia. Sosoknya hadir di Indonesia sebagai sebuah ide dan salah satu protagonis dalam sejarah arsitektur modern lewat dunia akademik dan publikasi," jelas David.

Dari siratan pemikiran yang tertuang dari buku-bukunya, Le Corbusier adalah pemikir radikal. Ketertarikannya adalah tentang hal-hal mendasar dari suatu proses cipta arsitektur. Sebab itu, ia jarang berbicara tentang konteks, tempat, dan kebudayaan.

"Kalaupun ada persinggungan, adalah tentang dialektika antara interaksi sosial dan ruang arsitektur. Baginya (Le Corbusier), arsitektur adalah protagonis dalam konstruksi berkegiatan manusia sehari-hari. Manusia adalah objek arsitektur," papar David.

Dewan Kurator, Heru Hikayat, mengatakan, maket-maket ini diharapkan mampu menjadi emblem simbolik atau mikrokosmos yang mewakili cara pandang Le Corbusier sepanjang karirnya, sejak dari penghujung abad ke-19 hingga paruh abad ke-20.

"Periodisasi karya disertakan untuk menandakan perubahan bentuk, kondisi sosial atau hal-hal lain yang secara signifikan membingkai kronologi aktivitas dan sikap Le Corbusier terhadap dunia di sekitarnya," kata dia.

Maket dengan skala beragam ini, jelas Heru hadir sebagai sajian utama di dalam pameran. Maket-maket ini dilengkapi dengan potongan informasi yang dapat memberikan gambaran singkat mengenai konteks nyata perancangannya

"Sehingga sajian tersebut tidak berakhir sebagai objek tatapan yang terbatas pada properti fisiknya saja," ungkap Heru.

Pembukaan Pameran Pro Forma Le Corbusier di Bandung ini juga sekaligus sebagai acara peresmian Selasar Paviliun (Selasar Pav).

Selasar Pav merupakan bagian dari ruang temporer Selasar Sunaryo Art Space (SSAS) yang menampung kegiatan-kegiatan dalam lingkup desain, arsitektur, kriya, maupun bidang-bidang terkait lainnya.

arsitektur-karya-Le-Corbusier-c.jpgCabanon de vacences karya Le Corbusier, rumah musim panas yang dirancang di tepian pantai Cap-Martin. Kabin kayu sederhana ini menjadi tempat peristirahatan terakhir bagi Corbusier. (Foto: Dokumentasi Nenun Ruang)

Nenun Ruang adalah sebuah platform pendidikan terbuka yang berfokus pada kajian desain dan arsitektur.

Nenun Ruang merupakan bagian dari BYO Living, bekerja sama dengan biro arsitektur RT+Q Architects Singapore yang telah menyelenggarakan pameran maket-maket Le Corbusier dengan lisensi dari Le Corbusier Foundation.

Pameran itu didukung oleh Wonders of Weaving, Alliance Française Singapore, dan Institut Français Indonesia.

Selain Selasar Pav Kota Bandung, Kopi Manyar di Jakarta juga merupakan tuan rumah pameran maket-maket karya arsitek Le Corbusier bertajuk Pro Forma Le Corbusier ini. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES