Gaya Hidup

Warga Berharap, Bobosan Jadi Sentra Batik Ecoprint di Banyumas

Minggu, 30 Oktober 2022 - 13:36 | 125.12k
Suciatin saat memamerkan hasil Ecoprintnya bersama warga di Kelurahan Bobosan, Purwokerto.(FOTO : Sutrisno/TIMES Indonesia)
Suciatin saat memamerkan hasil Ecoprintnya bersama warga di Kelurahan Bobosan, Purwokerto.(FOTO : Sutrisno/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BANYUMASBatik Ecoprint Bank Sampah Srayan Makarya Bobosan Purwokerto merupakan inovasi baru dalam dunia produksi tekstil di Banyumas.

Walau belum begitu populer di telinga masyarakat, namun perlahan tapi pasti Batik Ecoprint Bank Sampah Srayan Makarya Bobosan Purwokerto mulai dilirik pelaku usaha.

Advertisement

Menurut Suciatin pencetus ide Jual Beli Tanggane Dewek yang kini kembangkan Batik Ecoprint kepada TIMES Indonesia saat melakukan kunjungan, Minggu 30 Oktober 2022 menjelaskan, Ecoprint adalah cara pembuatan motif pada kain dengan teknik mencetak motif dari bahan-bahan alami yang ada di lingkungan sekitar.

Ditambahkan wanita yang pada 2021 mendapatkan penghargaan TIMES Award sebagai Woman of The Year Banyumas 2021 tersebut mengatakan bahan baku yang digunakan bisa didapatkan dengan mudah, yaitu daun jati dan daun mangga, lanang, kenikir, ecaliptus, jarak wulung, jarak kepyar. Selain daun, terdapat motif pendukung lain.

Suciatin-ditempatnya-Bank-Sampah-Srayan-Makarya.jpgSuciatin ditempatnya Bank Sampah Srayan Makarya saat menerima  penghargaan TIMES Award 2021 beberapa bulan silam.(FOTO : Dok.Suciatin).

"Motif yang dihasilkan batik Ecoprint berupa motif daun yang memiliki keunikan dan menonjolkan karakter yang berasal dari bahan alami bentuk daun asli," katanya.

Suciatin juga menjelaskan proses pembuatan batik Ecoprint melalui beberapa tahap diantaranya menyiapkan bahan daun yang diperlukna.

Pilih kain yang meresap seperti katun Sunforis, tarikupu, mori atau lainnya biasanya beli di toko koperasi batik.

Sedangkan prosesnya adalah kain dicuci, lalu direbus 30 menit pakai soda, kemudian direndam semalam dengan air rebusan tersebut.

Usai direndam semalamam, bilas dan jemur yang dilanjutkan dengan proses mordan mencampurkan air tawar, cuka, tunjung, tawas, soda kue lalu aduk dan masukan kain sambil diremas selama  3-5 menit kemudian jemur kembali.

Usai dijemur dan kering,masukan pada air kapur yang bening, jemur kembali dan setelah kering siap diproses ecoprint.

Selanjutnya saat memproses dengan ecoprint siapkan kain, daun, kain, plastik gulung dan ikat kencang dan rapat, kukus 60-90 menit, buka angin-angin, kering diamkan selama 3-5 hari, fixsasi pakai tawas dan bilas.

"Bila semua itu sudah dijalankan dan sudah bersih, siap jual proses menjahit, proses ecoprint sebaiknya cuaca pas terang dan panas sehingga hasil lebih sempurna," jelasnya.

Proses pembuatan Batik Ecoprint di Bank Sampah Srayan Makarya membutuhkan ketelitian dan ketekunan. Visualisasi Batik Ecoprint Srayan Makarya ini menghasilkan keunikan tersendiri yaitu motif utama yang menampakkan keaslian bentuk daun tanpa adanya stilasi.

Suciatin-ditempatnya-Bank-Sampah-Srayan-Makarya-a.jpgProses pembuatan batik Ecoprint oleh ibu ibu di Bobosan.(FOTO : Sutrisno/TIMES Indonesia)

Motif daun tersebut juga menghasilkan efek ornamentik dari tekstur serat daun dan menunjukkan karakter batik kontemporer (seni masa kini) yang merupakan kombinasi dinamis dari bahan, metode, konsep, dan subjek yang terus menantang batas karena terkena dampak modernisasi.

Suciatin juga menunjukkan saat pelatihan batik ecoprint yang sasaranya ibu rumah tangga dan ibu yang kehilangan pekerjaan pasca Covid-19 lebih dari dua tahun lalu.

"Ini bertujuan menjadi ibu yang produktif tanpa keluar rumah, sasaranya ibu rumah tangga dan ibu yang kehilangan pekerjaan pasca covid 19 selama 2 tahun," katanya.

Bahkan dirinya punya mimpi Bobosan yang terletak di Kecamatan Bobosan, Kabupaten Banyumas jadi Kampung Ecoprint dan pengin punya galeri Ecoprint Bank Sampah Srayan Makarya.

Batik ecoprint bisa menambah perekonomian masyarakat jika ditekuni dan dilakukan dengan semangat dalam memproduksi ketrampilan rumahan ini, bahkan bisa jadi daya tarik pariwisata," pungkasnya.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES