Gaya Hidup

Tes Sidik Jari Sygma, Bantu Temukan Bakat Anak

Minggu, 06 November 2022 - 16:54 | 139.49k
Ratih Suryati,S.Psi sedang mengambil data sidik jari Yana Mulyana  (Foto: Djarot/TIMES Indonesia)
Ratih Suryati,S.Psi sedang mengambil data sidik jari Yana Mulyana (Foto: Djarot/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BANDUNG – Semua orang tua pasti ingin anaknya mencapai kesuksesan di kemudian hari. Orang tua yang paham bakat anak, kelebihan serta keterbatasan anak diharapkan mengetahui cara mengoptimalkannya sehingga kelak dapat meraih masa depan yang baik. Salah satu cara untuk mengetahui bakat dan minat anak melalui tes sidik jari.

“Orang tua bisa mengarahkan anak agar tidak salah asuhan, apalagi zaman sekarang yang serba ketat persaingannya,” ujar Ratih Suryati, S.Psi konsultan tes minat bakat sidik jari Sygma Fingerprint, Sabtu (5/11/2022).

Ratih mengenal tes sidik jari ini sejak 1998. Tetapi, dirinya masih belum memahami kegunaan dari tes tersebut. Ratih hanya mendapatkan informasi dari orang lain bahwa metode pada tes ini dinilai bagus. 

“Tanpa saya tahu, saya tidak mau menyimpulkan metode ini baik atau hebat. Hal ini disebabkan menjual sesuatu metode yang saya tidak kenal, itu sama saja dengan membodohi diri sendiri," ujar Ratih Suryati, S.Psi. 

Pada 2010, Ratih memutuskan untuk mempelajarinya hingga ke negeri tetangga. “Apa sih dengan sidik jari? Kenapa sih harus dengan sidik jari untuk mengetahui bakat seseorang? Saya pun pernah menjadi konsultan untuk lembaga tes sidik jari, sebelum saya menyelenggarakan sendiri layanan tes sidik jari ini,” jelasnya.

Menurut Ratih, metode tes sidik jari yang dilakukan lembaga lain tersebut tidak akurat. Karena itu, Ratih membuka sendiri layanan tes sidik jari yang bernama Sygma yang dinilai tingkat akurasinya mencapai 99,9%.

Sidik-Jari-Sygma-2.jpgFounder Sygma Fingerprint sedang memberikan pemaparan hasil tes secara serempak kepada orang tua konsumen (Foto: Djarot/TIMES Indonesia)

“Kenapa tidak 100%? Karena semua metode dan keilmuan itu semuanya harus diserahkan hasilnya kepada sang Pencipta yang memberikan kuasa kepada manusia,” paparnya.

Ratih ingin memberikan kontribusi kepada masyarakat agar mereka memiliki cara pandang yang jelas akan masa depan sehingga percaya diri untuk berproses meraihnya.

Lalu, pada anak mulai usia berapa tes sidik jari ini bisa dilakukan? “Sebaiknya usia di  bawah 12 tahun anak sudah bisa dites sidik jari karena dengan diketahui apa bakat terbaiknya, apa jurusan sekolah yang sebaiknya anak pilih. Anak jadi jauh lebih konsisten dengan apa yang ia putuskan dan jurusan apa yang ia ambil. Si anak akan jadi lebih tahu, bakat saya di mana, dia akan lebih fokus,” ujar Ratih. 

Kemudian, apabila orang tua pun ikut menjalani tes ini, mereka akan tahu anaknya secara genetik lebih dekat dengan ayahnya atau ibunya.

“Ini membuat orang tua jadi tahu cara melakukan pendekatan kepada putra putrinya,” tutur Ratih. 

Dengan kondisi seperti ini, orang tua, baik ayah atau ibu, tidak memaksakan anak sehingga membuatnya jadi tertekan karena harus mengikuti apa yang diinginkan orang tuanya. 

Sidik-Jari-Sygma-3.jpgPara orang tua memperlihatkan buku hasil pemeriksaan anaknya setelah di  tes sidik jari   (Foto:Dokumen pribadi)

“Kasihan si anaknya. Jangan sampai terjadi, orang tua tahu kelebihan dan keterbatasan si anak tapi mereka sendiri tidak tahu apa kelebihan dan keterbatasan mereka sebagai orang tua. Di sini keseimbangan pemahaman jadi sebuah kunci agar keberhasilan pendidikan anak secara mental dan fisik bisa terjadi,” urainya.

Jika orang tua juga menjalani tes sidik jari ini, lanjut Ratih, mereka akan mampu menyinkronkan apa yang mereka ketahui tentang diri mereka dengan si anak. Mereka akan bisa lebih sinergi dalam mengatur pola hidup.

“Jari-jari yang kita miliki ini, jari manis, telunjuk, tengah, jempol, dan kelingking kiri dan kanan, semua satu kesatuan dan saling berkaitan satu sama lain dengan syaraf otak kita. Metabolisme tubuh yang bagus akan akan menghasilkan aliran darah di tubuh yang bagus juga,” papar Ratih.

Nah, apabila dalam pemeriksaan terdapat hasil ulir di tangan yang menunjukkan aliran darah yang terganggu, itu artinya orang tersebut memiliki aktivitas yang harus diperbaiki. “Agar hasilnya, peredaran darah dia jadi lebih bagus,” ujarnya.

Untuk kalangan usia 35 ke atas, lanjut Ratih, rentan terhadap penyakit. Mereka akan tergantung terhadap pola hidupnya. Jika pola hidupnya tidak bagus, hasil peredaran darah pun tidak bagus, begitupun sebaliknya.

“Berbeda dengan anak-anak yang sering ditemui kasusnya adalah soal pencernaan. Di luar itu, aliran darahnya bagus,” jelasnya.

Menurut Ratih, pengenalan bakat, minat, dan kelebihan serta keterbatasn oleh tes sidik jari Sygma memiliki kelebihan yang tidak bisa dilakukan oleh metode lain.

“Dengan tes sidik jari Sygma, mereka bisa berkonsultasi perihal hasil tesnya secara beragam tanpa biaya tambahan lagi,” jelas Ratih. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES