Gaya Hidup

Pengusaha Fashion Garut Diharapkan Mampu Membuat Produk Ecoprint Khas Daerah

Rabu, 09 November 2022 - 23:46 | 31.66k
Pelatihan Ecoprint Produk Fashion Unggulan Kabupaten Garut digelar di Aula Bukit Alamanda Hotel & Resort, Jalan Raya Samarang, Garut, Rabu (9/11/2022). (Foto: Dok Diskominfo Garut) 
Pelatihan Ecoprint Produk Fashion Unggulan Kabupaten Garut digelar di Aula Bukit Alamanda Hotel & Resort, Jalan Raya Samarang, Garut, Rabu (9/11/2022). (Foto: Dok Diskominfo Garut) 

TIMESINDONESIA, GARUT – Para pelaku usaha khususnya di bidang fashion di Kabupaten Garut, diharapkan mampu membuat produk Ecoprint dengan sentuhan kreativitas khas Garut. 

Salah satunya dengan menggunakan bahan potensial seperti kulit ataupun tumbuh-tumbuhan yang menjadi falsafah asal usul nama Kabupaten Garut seperti tanaman Ki Garut.

Hal tersebut diungkapkan Koordinator Bidang Kreatif Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Jawa Barat, Muhammad Irfan selaku narasumber kegiatan Pelatihan Ecoprint Produk Fashion Unggulan Kabupaten Garut di Aula Bukit Alamanda Hotel & Resort, Jalan Raya Samarang, Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, Rabu (9/11/2022).

“Ciri produk ecoprint adalah berasal dari alam. Kabupaten Garut sendiri memiliki tumbuhan bernama Ki Garut. Dari tanaman itu, bisa dimanfaatkan daun dan pucuknya. Bahkan umbinya pun berpotensi untuk dikembangkan," kata Muhammad Irfan. 

Irfan mengatakan, pelatihan ini difokuskan untuk meningkatkan kapasitas peserta agar bisa membuat karya ecoprint. 

"Mengingat saat ini tren ecoprint sedang mendunia sehingga setiap kota/kabupaten di berbagai provinsi tengah giat membuat ecoprint," jelasnya. 

Ia berharap, apa yang disampaikan kepada para peserta adalah untuk memberikan motivasi agar mereka berfikir kreatif dan bersemangat untuk mengikuti pelatihan. Tak hanya itu, para pengusaha di bidang fashion ini bisa maju dan siap bergerak membuat produk fashion unggulan dengan penuh kreativitas.

“Sejauh ini para pelaku usaha tergerak bahwa mereka sebetulnya memiliki daya kreativitas. Dan pemerintah daerah berkewajiban selalu memfasilitasi dengan memberikan motivasi juga ruang waktu untuk bertemu orang-orang kreatif supaya mereka terinspirasi,” ungkap Irfan.

Dengan adanya kegiatan ini, lanjut Irfan, para peserta dapat menyadari bahwa pelaku usaha di bidang fashion berhadapan langsung dengan dunia usaha yang nyata. Di mana terdapat persaingan baik modal maupun kompetitor. 

“Para pelaku usaha ini mempunyai modal utama yakni kreativitas. Kita bertugas untuk membimbing mereka agar bisa membuat produk yang unik dan penuh sentuhan kreativitas. Agar mereka mampu menghadapi daya saing,” ucapnya.

Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Disperindag ESDM Garut, Ridwan Effendi menuturkan, sebanyak 50 pelaku usaha di bidang fashion mengikuti pelatihan Ecoprint guna mewujudkan ekonomi masyarakat berbasis potensi lokal. Agenda ini merupakan bentuk implementasi dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 

“Harapan kami ke depan tentu dengan pelatihan ecoprint, masyarakat dapat lebih terbukakan dengan beberapa alternatif-alternatif produk kreatif yang bisa dikembangkan. Tentunya hal ini bisa memberi peluang baru bagi para pelaku usaha khususnya di bidang fashion unggulan,” ujar Ridwan Effendi. 

Ridwan memaparkan, output yang ingin dihasilkan dalam pelatihan ini adalah terlatihnya para pelaku usaha yang dibekali keterampilan baru di bidang fashion. Di mana ecoprint ini menggunakan produk-produk alam sehingga menjadi semangat baru bagi mereka untuk back to nature dengan membuat produk menggunakan bahan-bahan alami.

“Semoga dengan hasil yang didapatkan selama pelatihan, para peserta dapat lebih terampil dan mendapatkan edukasi baru serta bisa meningkatkan daya saing usaha. Kemudian outcome yang diharapkan adalah para pelaku usaha ini memiliki potensi atau peluang penghasilan yang lebih dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat bersangkutan,” pungkasnya. 

Produk ecoprint memang memiliki keunikan dan daya tarik tersendiri. Penerapan konsep eco friendly alias produk ramah lingkungan dan sifatnya yang sustainable, menarik bagi pengusung gaya hidup berkelanjutan dan ramah lingkungan. 

Jika sekian tahun lalu gaya hidup ramah lingkungan marak di luar negeri, kini di Indonesia juga telah banyak kampanye senada. Hal ini membuat peluang usaha produk ecoprint sangat terbuka, baik di dalam dan luar negeri. (*) 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES