Ramah Lingkungan, Pembalut ini Berbahan Serat Pohon Pisang

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Sebuah perusahaan di India membawa ide pembalut yang terbuat dari serat pohon pisang ke dunia nyata. Sebelumnya ide ini telah dilontarkan pelajar lokal Negeri Primdavan tersebut namun tidak ada tindak lanjut yang berkesinambungan.
Banyaknya sampah pembalut yang tidak bisa terurai membuat Kristin Kagetsu, CEO perusahaan tersebut memikirkan jalan terbaik yang tentunya wajib ramah lingkungan. Banyaknya pohon pisang yang ditanam di daerah setempat terutama Bodakdev India memberikan ide brilian bagi mereka.
Advertisement
Alasan lain didirikannya perusahaan ini adalah untuk memperkenalkan gaya hidup lebih bersih ke masyarakat pedesaan di negara tersebut. Diketahui, setidaknya hanya 18 persen wanita di negara kelahiran Mahatma Gandhi tersebut yang bisa memperoleh pembalut dengan mudah.
Sebelumnya, benda keramat ini hanya bisa ditemukan di perkotaan. Para wanita desa umumnya hanya menggunakan kain atau semacamnya sebagai pelapis saat mereka menstruasi. Minimnya penegetahuan serta penyuluhan kesehatan terhadap mereka membuat penggunaan pembalut modern menjadi hal yang tabu.
Pembalut Serat Pohon Pisang Ramah Lingkungan
Dengan bahan yang terbuat dari serat pisang, pembalut ini dinyatakan cukup ramah lingkungan. Tidak seperti produk lain yang terbuat dari bahan plastik dan tambahan beberapa bahan kimia lain bahannya yang alami membuat benda ini gampang terurai. Bahkan jika dikubur bahan tersebut bisa digunakan sebagai kompos.
Bahan tersebut akan terurai dengan sendirinya setelah dikubur selama 6 bulan. "Di pedesaan tidak ada pengelolaan sampah, jadi kemungkinan besar akan dibakar. Meskipun dibakar bahannya tidak akan menyebabkan kanker seperti saat membakar bahan plastik dengan tanbahan bahan-bahan kimia lainnya.
Dilansir dari Inside Edition Kagetsu juga mengungkap bahwa bahan yang dipilih sudah melewati tes laboratorium dan dijamin tidak akan menyebabkan iritasi atau ruam di kulit. Namun harga barang ini masih dirasa cukup tinggi untuk masyarakat menengah ke bawah Indonesia.
Dilansir dari laman resmi Saathi, satu pak pembalut serat pohon pisang berisi 8 biji dibandrol seharga Rp50 ribu. Sedangkan jenis pad tipis dengan isi lebih banyak dibandrol dengan harga sekutar Rp140 ribu hingga Rp160 ribu jika di nilai dengan rupiah, belum termasuk pajak.
Donasi Pembalut ke Warga Pedesaan India
Minimnya pendidikan serta pengetahuan para wanita pedesaan mengenai pembalut mengetuk nurani pendiri perusahaan termasuk Tarun Bothra, Co-Founder dan CTO Saathi. Perusahaan yang didirikannya berniat akan menyumbangkan benda keramat tersebut dan memberikan edukasi ke seluruh wanita di daerah terpencil India.
"Hingga saat ini kami sudah mendistribusikan sekitar 1000 pembalut ke seluruh penjuru negeri. Kami juga memberikan penyuluhan ke beberapa sekolah dan lembaga masyarakat pedesaan mengenai kebersihan dan pentingnya menggunakan pembalut," ungkap Bothra.
Bothra juga mengungkap bahwa hal inilah yang menjadi tujuan mereka. Membantu orang lain dan menjadi panutan bagi berbagai komunitas lain untuk mulai mencintai bumi dengan menggunakan produk pembalut serat pohon pisang yang ramah lingkungan. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Khodijah Siti |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |